LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
Nama : Rudi Setiawan
Npm :
E1G013100
Prodi : TIP
Kelompok : 4
Hari/Jam : senin / 12.00-13.40
Tanggal : 08-12-2014
Co-ass : 1. Asima Rohana Sinaga
2. Weka M Bangun
DOSEN : 1.Devi Silsia, Dra.,
M.Si
2. Hasan B Daulay, Drs., Ms
3. Fitri Electrika Dewis., STP, M,Sc
Objek
praktikum : UJI AKTIFITAS ENZIM
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap
hari tubuh kita terus menerus menerima asupan karbohidrat dari makanan yang
kita makan, khususnya nasi. Nasi yang merupakan polisakarida merupakan makanan
sumber karbohidrat, dalam hal ini adalah kelompok amilum. Amilum, atau bahasa
sehari-harinya adalah pati terdapat pada umbi, daun, batang dan
biji-bijian.Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah
polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan amilopektin. Pada
saat kita mengunyah nasi (amilum), maka dalam mulut terjadi suatu reaksi kimia,
yaitu pemecahan ikatan-ikatan pada amilum dengan bantuan enzim, dalam hal ini
adalah enzim amilase yang terdapat dalam saliva (air liur).
Enzim
adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup. Sekarang,
kira-kira lebih dari 2000 enzim telah teridentifikasi, yang masing-masing
berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam sistem hidup. Enzim Amilase
adalah suatu komponen yang sangat penting saat proses pencernaan makanan. Tanpa
adanya enzim ini karbohidrat yang kita konsumsi tidak akan bisa berubah menjadi
gula yang nanti pada akhirnya diubah menjadi ATP yang sangat penting dalam
metabolisme makhluk hidup. Selain berperan dalam proses pencernaan amilase juga
memiliki banyak peranan penting lainnya baik yang bisa dimanfaatkan dalam
bidang industri, kesehatan maupun untuk pembuatan makanan Enzim terkadang
membutuhkan kofaktor untuk dapat melakukan aktivitasnya dengan baik. Kofaktor
dapat berupa senyawa organik dengan berat molekul cukup tinggi atau ion logam
(besi, magnesium, zinc, atau kalsium). Senyawa organik ini terkait pada bagian
protein enzim..
1.2 Tujuan Praktikum
1. mengetahui
pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim
2. membuktikan
bahwa derajat kesamaan (pH) mempengaruhi enzim
3. mengetahui
pengaruh konsentrasi enzim terhadap perombakan substrat
4. mengetahui
konsentrasi substrat terhadap aktifitas enzim
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Enzim
dalam aktifitasnya bekerja secara spesifik terhadap substrat yang akan
dikatalisisnya dengan begitu kita akan dapat mengetahui berapa besar aktivitas
yang dilakukan. Seperti contoh adalah enzim yang bekerja untuk mendegrasi
amilum adalah amilase. Enzim ini banyak terdapat pada saliva, sehingga makanan
yang dikunyah lama akan terasa manis karena senyawa polisakarid akan terurai
menjadi monosakarida (Tim Dosen Biokimia, 2011) Suatu enzim bekerja secara khas
terhadap suatu substrat tertentu. Kekhasan inilah cirri suatu enzim. Ini sangat
berbeda dengan katalis lain (bukan enzim) yang dapat bekerja terhadap berbagai
macam reaksi. Fungsi suatu enzim adalah sebagai katalis untuk proses biokimia
yang terjadi didalam sel maupun diluar sel. Suatu enzim dapat mempercepat
reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat dari pada apabila reaksi tersebut
dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim dapat berfungsi sebagai katlis yang sangat
efisien, disamping itu mempunyai derajar kekhasan yang tinggi. Seperti juga
katalis lainnya, maka enzim dapat menurunkan energy aktivitas suatu reaksi
kimia. Reaksi kimia ada yang membutuhkan energy (energi endorgani) dan ada pula
yang menghasilkan energy atau mengeluarkan energy (eksorgonik) ( Poedjadi, 2006)
Kerja
enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama adalah substrat, suhu,
keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat
keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat
mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah, diluar suhu atau pH
yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau struktur akan
mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama
sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah
molekul yang menurunkan ativasi enzim, sedangkan activator adalah yang
meningkatkan aktifitas enzim. Banya obat dan racun adalah inhibitor enzim. ( Hafiz Soewoto,2000)
Enzim
berasal dari kata in + zyme yang berarti sesuatu didalam
ragi.Berdasarkan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa enzim adalah suatu
protein yang berupa molekul – molekul besar, yang berat molekulnya adalah
ribuan. Sebagai contoh adalah enzim katalase berat molekulnya 248.000 sedang
enzim urese beratnya adalah 438.000.Pada enzim terdapat bagian protein yang
tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian yang bukan
protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama gugus prostetik, biasanya
berupa logam seperti besi, tembaga , seng atau suatu bahan senyawa organic yang
mengandung logam.Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu kesatuanyang
disebut holoenzim, tetapi ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus
prospetiknya tidak menyatu. Contoh koenzim adalah vitamin atau bagian vitamin
(misalnya : vitamin B1, B2, B6, niasin dan biotin) (Kartasapoetra, 1994).
Produksi
enzim amilase dapat menggunakan berbagai sumber karbon. Contoh-contoh sumber
karbon yang murah adalah sekam, molase, tepung jagung, jagung, limbah tapioka
dan sebagainya. Jika digunakan limbah sebagai substrat, maka limbah tadi dapat
diperkaya nutrisinya untuk mengoptimalkan produksi enzim. Sumber karbon yang
dapat digunakan sebagai suplemen antara laian: pati, sukrosa, laktosa, maltosa,
dekstyrosa, fruktosa, dan glukosa. Sumber nitrogen sebagai suplemen antara
lain: pepton, tripton, ekstrak daging, ekstrak khamir, amonium sulfat, tepung
kedelai, urea dan natrium nitrat. ( Pujiyanti, 2007 ).
Kerja enzim dipengaruhi oleh
beberapa factor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan
inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang
berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk
jika suhu dan keasaman berubah, diluar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak
dapat bekerja secara optimal atau struktur akan mengalami kerusakan. Hal ini
akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga
dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan ativasi
enzim, sedangkan activator adalah yang meningkatkan aktifitas enzim. Banya obat
dan racun adalah inhibitor enzim.
(Wirahadikusumah,
1989).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat Dan Bahan
alat
v tabung
reaksi
v penjepit
tabung reaksi
v rak
tabung reaksi
v pipet
ukur
v gelas
ukur
v alat
pemanas
bahan
v laruatn
amilum 2 %
v enzim
amilase(saliva)
v larutan
iodium
v pereaksi
benedict
v larutan
HCL 0,4 %,Ph=1
v Na2C03
v aquades
3.2 Cara Kerja
A. pengaruh
suhu terhadap aktifitas enzim
1. Sediakan
5 tabung reaksi bersih dan kering. Masing masing diisi dengan 2 ml larutan amilum
2. Tambahkan
1 ml enzim amilase pad tiap tiap tabung
3. Tabung
1 masukkan kedalam gelas piala
Tabung 2di simpan pada
suhu kamar
Tabung 3 masukkan
kedalam penangas air dengan suhu 37-40o c
Tabung 4 dimasukkan
kedalam penangas air dengan suhu 75-80o c
Tabung 5 masukkan
kedalam penangas air mendidih
4. Biarkan
masing masing pada tempatnya selama 15 menit
5. Selanjutnya
uji dengan larutan iodium
6. Uji
pula dengan pereaksi benedict
7. Catat
dan amati perubahab warna yang terjadi
B. pengaruh
pH terhadap aktivitas enzim
1. sediakan
3 tabung reaksi yang bersih, kemudian isilah tabung 1 dengan 2 ml larutan HCL 0,4% , tabung 2
dengan ml aquades, tabung 3 dengan 2 ml Na2CO3 1 %
2. kedalam
tiap tabung tanbahkan 2 ml larutan amilum dan 1 ml enzim
3. campur
ssampai homogen, kemudian biarkan selama 15 menit
4. selanjutnya
uji dengan larutan iodium dan pereaksi benedict
5. amati
dan catat perubahan warna yang terjadi
C. pengaruh
konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
1. siapkan
3 tabung reaksi yang bersih, kemudian pada tabung 1,2 dan 3 berturut turut di
isi dengan enzim amilase 0,5 ml, 1,0 ml, 1,5 ml
2. kedalam
tiap tabung tanbahkan larutan amlum 2 ml
3. campurlah
dengan baik kemudian biarkan selam 15 menit
4. selanjutnya
uji dengan larutan iodium dan peraksi benedict
5. amati
dan catat perubahan warna yang terjadi
D. pengaruh
konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim
1. siapkan
4 tabung reaksi yang bersih, kemudian isilah berturut turut dengan larutan
amilum 1 ml, 2 ml,4 ml dan 6 ml.
2. kedalalm
tiap tiap tabung tambahkan enzim amilase 1 ml
3. campurlan
dengan baik, kemudian biarkan selama 15 meni
4. selanjutnya
uji denga larutan iodium dan pereaksi benedict
5. amati
dan catat perubahan warna yang terjadi.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
A.
pengaruh suhu terhadap aktivitas emzim
No
tabung
|
Suhu
(o
C)
|
Perubahan
warna
|
|
Uji
iodium
|
Uji
benedict
|
||
1
|
0
|
Warna tetap
|
Tidak terjadi perubahan warna
|
2
|
Suhu kamar
|
Warna tetap
|
Tidak terjadi perubahan warna ada
endapan
|
3
|
37- 40
|
Iodium larut,Warna tetap
|
Tidak terjadi perubahan warna
|
4
|
75-80
|
Iodium memnggumpal menjadi warna
kehitaman
|
Tidak terjadi perubahan warna
|
5
|
100
|
Ungu kehitam hitaman
|
Tidak terjadi perubahan warna ada
endapan
|
B.
pengaruh pH terhadap aktivitas enzim
No
tabung
|
pH
|
Perubahan
warna
|
|
Uji
iodium
|
Uji
benedict
|
||
1
|
1
|
Warna biru
pH= 3
|
Warna tidak ada perubahan,
mengendap pH = 3
|
2
|
7
|
Warna biru
pH= 6
|
Warna biru Ph= 5
|
3
|
9
|
Warna iodium hilang
pH= 7
|
Tidak berubah warna pH= 8
|
C.
pengaruh konsentrasi enzim terhadap
aktivitas enzim
No
tabung
|
Konsentrasi
subtrat
|
Konsentrasi
enzim
|
Perubahan
warna
|
|
Uji
iodium
|
Uji
benedict
|
|||
1
|
Amilum
2 ml
|
Amilase 0,5 ml
|
Larutan menjadi coklat dan
terdapat endapan hitam
|
Larutan menjadi biru muda
|
2
|
Amilum
2 ml
|
Amilase 1, 0 Ml
|
Perubahan warna hitam pekat
|
Menjadi biru muda
|
3
|
Amilum
2 ml
|
Amilase 1,5 ml
|
Coklat kehitaman
|
Menjada biru muda
|
D.
pengaruh konsentrasi substrat terhadap
aktivitas enzim
No
tabung
|
Konsentrasi
substrat
|
Konsentrasi
enzim
|
Perubahan
warna
|
|
Uji
iodium
|
Uji
benedict
|
|||
1
|
Amilum
1 ml
|
Amilase
1 ml
|
Warna berubah menjadi kuning
|
Biru pekat
|
2
|
Amilum
1 ml
|
Amilase
1 ml
|
Menjadi keruh dan menggumpal di
bagian atasnya
|
Biru pucat
|
3
|
Amilum
4 ml
|
Amilase
1 ml
|
Menjadi ungu keruh dan terdapat
endapan ungu pekat
|
Biru bening
|
4
|
Amilum
6 ml
|
Amilase
1 ml
|
Menjadi ungu pekat dan terdapat
endapan di bawahnya
|
Biru keruh
|
4.2 Pembahasan
Pada
uji pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim ini dilakukan dengan 5 tabung
reaksi, untuk tabung pertama yaitu larutan diletakkan padagelas piala kemudian
dimasukkan kedalam es. dan memdapatkan warna yang tetap untuk iodium atau tidak
terjadi perubahan warna pada uji benedict, tabung ke 2 dan 3 hanya di biarkan
pada suhu kamar dan dimasukkan kedalam penangas air dengan hasil uji iodium
warna tetap dan hasil uji benedict tidak ada perubahan warna. pada tabung ke 4
dan 5 terjadi perubahan warna untuk iodium menjadi warna kehitaman dan benedict
tidak ada perubahan warna namun terdapat sedikit endapan.hal ini membuktikan terdapat
adanya amilum.
Untuk
uji pengaruh pH terhadap aktivitas enzim pada percobaan kali ini di ukur dengan
menggunakan kertas lakmus untuk uji iodium warna biru pH=3, warna menjadi biru
pH= 6 dan warna iodium hilang pH= 9, untuk uji benedict tabung 1 warna tidak berubah hanya endapan dengan
pH=3, tabung 2 warna tetap pH= 5, dan tabung 3 pH=8. ini didapat berdasarkan
hasil pengukuran dengan menggunakan larutan yang berbeda.
Percobaan ini dilakukan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim amilase yang
terdapat pada saliva dalam memecah amilum menjadi glukosa. Reaksi
enzimatis merupakan suatu reaksi dengan menggunakan penambahan katalis enzim.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kerja dari enzim adalah konsentrasi, yaitu
baik dari konsentrasi enzim itu sendiri maupun dari konsentrasi substrat.Dalam
hal ini pati berperan sebagai substrat, sedangkan saliva merupakan enzimnya.
Saliva digunakan untuk mengetahui reaksi enzimatik dari enzim amilase di
dalamnya. Sedangkan larutan Iodium berperan sebagai indikator perubahan warna
dari larutan uji yang spesifik untuk menguji adanya kandungan amilum dan
digunakan untuk membentuk larutan kompleks pada larutan amilum.
sehingga membentuk warna kecoklatan pada iodium dan pada benedict menjadi biru
muda.
pada percobaan kali ini adalah pengaruh konsentrasi substrat yang membentuk
atau merubah warna menjadi sedikit warna kuning kuningan terhadap reaksi uji
iodium, dan pada reaksi uji benedict berubah warna menjadi kebiruan. ini
terjadi karena pengaruh dari amilum dan amilase.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
·
untuk mengetahuinya adalah dengan
menggunakan reaksi yang terdapat pada uji percobaan pertama, yaitu dengan
membuktikan adanya amilum
·
Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman)
optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami
perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah, diluar suhu atau pH yang
sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau struktur akan mengalami
kerusakan
·
menunjukkan bahwa dengan konsentrasi
substrat akan menaikkan kecepat reaksi. Akan tetapi, pada batas tertentu tidak
terjadi kecepatan reaksi, walaupn konsenrasi substrat diperbesar
·
ini
biasa dilakukan di pH optimal dengan konsentrasi substrat dan kofaktor
berlebih, menjadikan laju reaksi yang terjadi merupakan tingkat ke 0 (zero
order reaction) terhadap substrat.
5.2 Saran
Saran
saya adalah baik itu peserta praktikan maupun ko-ass sebaiknya sama sama
menggunakan jas lab. karena kita melakukan kegiatan belajar di dalam
laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Kartasapoetra,a.g, 1994, teknologi
penanganan pasca panen, rineka cipta. Jakarta.
Poedjiadi, a., 2006, dasar-dasar biokimia, universitas indonesia
press, jakarta.
Pujiyanti,
sri, 2007, menjelajah dunia biologi , platinum. Jakarta.
Soewoto, hafiz,
dkk. 2000. Biokimia eksperimen laboratorium.jakarta: widya medika.
Wirahadikusumah,
m. 1989, biokimia protein, enzim, dan asam nukleat , Institut Teknologi Bandung. Bandung.