laporan praktikum pemisahan kasein dari susu sapi




LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA


Nama                          : Rudi Setiawan
Npm                            : E1G013100
Prodi                           : TIP
Kelompok                  : 4
Hari/Jam                    : senin / 12.00-13.40
Tanggal                      : 17-11-2014
Co-ass                         : 1. Asima  Rohana Sinaga
                                                              2. Weka M Bangun
DOSEN                      : 1.Devi Silsia, Dra., M.Si
                                      2. Hasan B Daulay, Drs., Ms
                                      3. Fitri Electrika Dewis., STP, M,Sc
Objek praktikum      : PEMISAHAN KASEIN DARI SUSU SAPI

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014

BAB I
PENDAHULUAN




1.1  Latar Belakang
Protein adalah bahan makanan yang sangat penting dalam menyusun komponen-     komponen sel,terutama dalam proses pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup karena protein menyediakan amino yang penting untuk tubuh dan digunakan sebagai pondasi untuk pembentukan otot. Protein merupakan salah satu komponen utama yang ada dalam susu. Selain susu ,komponen utama lainnya yaitu air,lemak. Kadar protein yang terdapat dalam susu berkisar antara2,8 persen sampai4,0 persen. Protein yang terdapat dalam susu terdiri dari dua jenis, yakni kasein dan whey. Kedua proein susu ini sama-sama sumber amino esensial yang sempurna,tetapi mereka berbeda dalam satu aspek yang penting. 
Kasein adalah protein yang paling banyak tersedia di susu. Protein ini relatif tidak bisa larut,lambat dicerna dan cenderung membentuk struktur yang disebut misel yang meningkatkan kelarutannya di air. Sedangkan whey adalah protein yang cepat dicerna.Whey menyediakan hasil sintesa protein yang cepat karena Whey mengandung leusin dalam jumlah tinggi,yaitu asam amino yang potensial untuk menstimulasi sintesa protein, sementara kasein menyediakan pasokan protein yang berkesinambungan lama untuk pertumbuhan otot.Protein dalam susu terdiriatas 80% kasein dan 20% whey .Kasein termasuk jenis phospor protein,terdiri dari beberapa unit asam amino yang terikat dengan ikatan peptida. Kasein didalam susu merupakan partikel yang besar.Didalamnya tidak hanya terdiri dari zat-zat organik,melainkan mengandung zat-zat anorganik seperti kalsium,phosphor,dan magnesium.

1.2 Tujuan Praktikum
1.      mengisolasi protein dari susu sapi
2.      menghitung rendemen kasein


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Susu segar mempunyai sifat ampoter, artinya dapat bersifat asam dan basa sekaligus. Jika diberi kertas lakmus biru, maka warnanya akan menjadi merah, sebaliknya jika diberi kertas lakmus merah warnanya akan berubah menjadi biru. Potensial ion hydrogen (pH) susu segar terletak antara 6.5 – 6.7. Jika dititrasi dengan alkali dan kataliasator penolptalin, total asam dalam susu diketahui hanya 0.10 – 0.26 % saja. Sebagian besar asam yang ada dalam susu adalah asam laktat. Meskipun demikian keasaman susu dapat disebabkan oleh berbagai senyawa yang bersifat asam seperti senyawa-senyawa pospat komplek, asam sitrat, asam-asam amino dan karbondioksida yang larut dalam susu. Bila nilai pH air susu lebih tinggi dari 6,7 biasanya diartikan terkena mastitis dan bila pH dibawah 6,5 menunjukkan adanya kolostrum ataupun pemburukan bakteri. Susu terdiri dari tiga komponen utama yaitu air, lemak dan protein. Disamping itu susu adalah bahan makanan yang sempurna karena mengandung protein, lemak, karbohidrat (laktosa), vitamin, dan garam anorganik. Dalam susu terdapat fosfat baik sebagai protein maupun sebagai ion posfat  anoorganik. Kesegaran susu dapat ditandai dengan masih aktifnya enzim-enzim yang terdapat didalamnya, diantaranya amylase, lipase, peroksidase, katalase, dan sebagainya (Bagas, 2001).
Kasein adalah protein yang paling banyak tersedia di susu. Protein ini relatif tidak bisa larut, lambat dicerna dan cenderung membentuk struktur yang disebut misel yang meningkatkan kelarutannya di air. Sedangkan whey adalah protein yang cepat dicerna.Whey menyediakan hasil sintesa protein yang cepat karena Whey mengandung leusin dalam jumlah tinggi, yaitu asam amino yang potensial untuk menstimulasi sintesa protein, sementara kasein menyediakan pasokan protein yang berkesinambungan lama untuk pertumbuhan otot. Protein dalam susu terdiriatas 80% kasein dan 20% whey.Kasein termasuk jenis phospor protein, terdiri dari beberapa unit asam amino yang terikat dengan ikatan peptida. Kasein didalam susu merupakan partikel yang besar. Didalamnya tidak hanya terdiri dari zat-zat organik,melainkan mengandung zat-zat anorganik seperti kalsium,phosphor,dan magnesium.(Anto.1998)
Kasein berasal dari bahasa latin yaitu Caseine yang berasal dari kata Caesus yaitu keju. Kasein adalah zat yang digunakan sebagai stabilisator emulsi air susu. Kasein merupakan proteida fosfor yang dijumpai dalam endapan koloida air susu. Kasein merupakan hasil pengolahan susu yang larut dalam larutan alkali dan asam pekat, mengendap dalam asam lemak serta tidak larut dalam air. Kasein merupakan komponen protein terbesar dalam susu dan sisanya berupa whey protein. Kadar protein pada protein susu mencapai 80%. Kasein ini terdiri dari beberapa fraksi seperti alpha-casein, betha casein dan kappa-casein. Kasein merupakan salah satu komponen organic yang berlimpah dalam susu bersama lemak dan laktosa (Shiddieqy, 2004).

Kegunaan dari ammonium sulfat untuk perpisahan protein adalah untuk mempercepat dalam menghubungkan klasifikasi dari albumin dan globulin. Sodium sulfat lebih sesuai untuk memisahkan analitik dari plasma protein (Cantarow and Schepartz, 1963).
Kasein termasuk jenis phospor protein, terdiri dari beberapa unit asam amino yang terikat dengan ikatan peptida. Kasein didalam susu merupakan partikel yang besar. Didalamnya tidak hanya terdiri dari zat-zat organik,melainkan mengandung zat-zat anorganik seperti kalsium,phosphor,dan magnesium, Dalam keadaan murni, kasein berwarna putih seperti salju, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa yang khas. Kasein dapat diendapkan oleh asam, enzimerenner dan alkohol. Oleh karena itu kasein dalam susu dapat dikoagulasikan atau digumpalkan oleh asam yang terbentuk didalam susu sebagai aktivitas dri mikroba.(Benardi,1995)



BAB III
METODOLOGI



3.1 Alat Bahan


                 alat
Ø              gelas kimia
Ø              hot plane
Ø              batang pengaduk
Ø         termometer
Ø             corong
Ø             timbangan
Ø           pipet tetes
                   bahan
Ø          susu sapi segar
Ø         asam asetat glasial
Ø      etanol
Ø      eter
Ø         kertas saring
Ø        aquades




3.2 Cara Kerja
A.    persiapan kertas saring
1.      siapkan 1 lembar kertas saring
2.      panaskan dalam oven dengan temperatur 105o C
3.      setelah kandungan pada kertas saring habis, masukkan kertas saring tersebut dalam desikator, hingga mencapai suhu kamar
4.      timbang kertas saring tersebut, catat hasilnya





B.     pemisahan kasein
1.      kedalam gelas piala masukkan50 ml susu sapi segar, selanjutnya panaskan sampai temperatur 40o C
2.      tambahkan setetes demi setetes asam asetat glasial sambuil di aduk, sehingga semua kasein mengendap.
3.      selanjutnya susupensi tersebut didinginkan pada suhu kamar.selanjutnya lakukan penyaringan
4.      hasil endapan dicuci dengan menggunakan aquades dan selanjutnya tambahkan 30 ml etanol
5.      cuci endapan dengan menggunakan campuran etanol-eter (1:1)
6.      endapan yang ada pada kertas saring selanjtunya dicuci dengan eter
7.      kertas saring yang berisi bubuk di pendahkan kekaca arloji dan biarkan bagian eternya menguap
8.      lakukan npenimbangan kasein dan hitunglah rendemen kasein tersebut
9.      bandingkan hasil yang diperoleh dengan jumlah kasein secara teoritis yaitu: 3,5 g/100 ml air susu sapi




BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Pengamatan

no

Uraian
Bobot (dalam gram)
1

Bobot kertas saring mula mula (a)
1,03
2

Bobot kertas saring + kafein (b)
18,64
3

Bobot kasein =(b)-(a)=              (c)
17,61
4

Rendemen kasein = 2 (c) 50 ml sampel
0,70




4.2 Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk mengisolasi kasein dari susu. Dalam percobaan ini digunakan susu bubuk. Isolasi kasein dapat dilakukan dengan pengasaman. Dalam percobaan dilakukan isolasi kasein dengan cara pengasaman yaitu dengan menambahkan asam asetat glacial.
           Susu merupakan system koloid yang system terdispersi dan pendispersinya adalah zat cair (emulsi). Sistem ini tidak terlalu stabil tetapi pada susu, system koloid ini distabilkan dengan adanya kasein sebagai emulgator. Langkah pertama adalah dengan memanaskan susu sebanyak 50 ml hingga suhu 40°C, pemanasan dilakukan agar tidak merusak kandungan air susu yang lain yaitu tritofan, serina dan treonina, setelah mencapai 40°C, air susu diangkat dan ditambahkan tetes demi tetes asam asetat glacial sebanyak 1 ml sambil terus diaduk dan lama kelamaan terbentuk endapan putih. Endapan ini adalah kasein, selanjutnya endapan ini dipisahkan dari filtratnya dengan menyaringnya. Endapan berupa padatan/ serbuk putih, sedangkan filtrate berupa cairan jenuh berwarna agak kuning. Filtrat ini selanjutnya disimpan untuk percobaan identifikasi kasein
            Langkah selanjutnya adalah setelah di tambahkan aquades dan kemudian disaring lagi. setelah itu tambahkan 30ml etanol, kemudian mengulangi langkah ini dengan menggunakan etanol:eter (1:1). lalu pada langkah terakhir dicuci degan eter. Rangkaian proses ini bertujuan untuk memurnikan kasein yang diperoleh dari komponen-komponen susu yang lain. Setelah disaring, kasein yang diperoleh dikeringkan dan setelah kering ditimbang kemudian catat hasilnya dan dihitung berapa berat kaseinnya.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
·         Percobaan isolasi kasein ini menggunakan pengasaman oleh berbagai larutan seperti etanol, etanol-eter, dan eter untuk mengendapkan kasein, serta di lakukan penyaringan.
·         untuk dapat menghasilkan nilai rendeman kasein yaitu dengan melakukan langkah percobaan yang ada dan memnghitung bobot kertas saring, bobot kertas saring + kasein, dan bobot kasein.

5.1 Saran

          Sebaiknya dalam melakukan praktikum, waktu yang telah disediakan dimanfaatkan dengan sebaik baiknya, agar data yang diperoleh akurat,,



DAFTAR PUSTAKA




Anto prasetya.1998. Mengenal Susu dan Manfaatnya. yogyakarta : UGM
Bagas,2001. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press
Benardi,1995.Makanan Fungsional.Kanisius: Jogjakarta
Cantarow and Schepartz, 1963.Biokimia Untuk Universitas.Jakarta : UI Prees
Shiddieqy, 2004. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta: Depdikbud

laporan praktikum Identifikasi minyak dan lemak



LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Nama                          : Rudi Setiawan
Npm                            : E1G013100
Prodi                           : TIP
Kelompok                  : 4
Hari/Jam                    : senin / 12.00-13.40
Tanggal                      : 01-12-2014
Co-ass                         : 1. Asima  Rohana Sinaga
                                                              2. Weka M Bangun
DOSEN                      : 1.Devi Silsia, Dra., M.Si
                                      2. Hasan B Daulay, Drs., Ms
                                      3. Fitri Electrika Dewis., STP, M,Sc
Objek praktikum      : IDENTIFIKASI MINYAK DAN LEMAK

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya yang polaritasnya sama.Minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol”. Jadi minyak juga merupakan senyawa ester. Hasil hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang.
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut tersebut. Bahan-bahan dan senyawa kimia akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya dengan zat terlarut . Tetapi polaritas bahan dapat berubah karena adanya proses kimiawi. Misalnya asam lemak dalam larutan KOH berada dalam keadaan terionisasi dan menjadi lebih polar dari aslinya sehingga mudah larut serta dapat diekstraksi dengan air. Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini dapat dinetralkan kembali dengan menambahkan asam sulfat encer (10 N) sehingga kembali menjadi tidak terionisasi dan kembali mudah diekstraksi dengan pelarut non-polar2. Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol”. Jadi lemak dan minyak juga merupakan senyawaan ester. Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang2.

1.2  Tujuan Praktikum
1.       menentukan kelarutan lipid pada pelarut tertentu
2.      menentukan sifat asam basa minyak
3.      mengidentifikasi sifat ketidakjenuhan minyak
4.      mengidentifikasi terjadinya hidrolisis pada minyak (safonikasi)
5.      mengidentifikasi bentuknoda minyak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Minyak merupakan campuran dari ester asam lemak dengan gliserol. Jenis minyak yang umumnya dipakai untuk menggoreng adalah minyak nabati seperti minyak sawit, minyak kacang tanah, minyak wijen dan sebagainya. Minyak goreng jenis ini mengandung sekitar 80% asam lemak tak jenuh jenis asam oleat dan linoleat, kecuali minyak kelapa. Proses penyaringan minyak kelapa sawit sebanyak 2 kali (pengambilan lapisan lemak jenuh) menyebabkan kandungan asam lemak tak jenuh menjadi lebih tinggi. Tingginya kandungan asam lemak tak jenuh menyebabkan minyak mudah rusak oleh proses penggorengan (deep frying), karena selama proses menggoreng minyak akan dipanaskan secara terus menerus pada suhu tinggi serta terjadinya kontak dengan oksigen dari udara luar yang memudahkan terjadinya reaksi oksidasi pada minyak (Sartika, 2009).
Lemak merupakan salah satu kandungan utama dalam makanan, dan penting dalam diet karena beberapa alasan. Lemak merupakan salah satu sumber utama energi dan mengandung lemak esensial. Namun konsumsi lemak berlebihan dapat merugikan kesehatan, misalnya kolesterol dan lemak jenuh. Dalam berbagai makanan,komponen lemak memegang peranan penting yang menentukan karakteristik fisik keseluruhan, seperti aroma, tekstur, rasa dan penampilan. Karena itu sulit untuk menjadikan makanan tertentu menjadi rendah lemak (low fat), karena jika lemak dihilangkan, salah satu karakteristik fisik menjadi hilang. Lemak juga merupakan target untuk oksidasi, yang menyebabkan pembentukan rasa tak enak dan produk menjadi berbahaya (Lechninger, 1982).
Sifat fisik lemak yang penting adalah warna, falvour, berat jenis, turbidy point. Sifat fisik ini penting diketahui untuk mengetahui jenis minyak dan untuk mengetahui adanya pemalsuan atau kerusakan pada minyak atau lemak. Warna minyak yang ada ditimbulkan oleh pigmen atau komponen tertentu baik yang terdapat secara alamiah maupun sengaja ditambahkan pada saat proses pembuatan minyak atau lemak. Warna kuning atau orange timbul karena ada karoten yang larut dan warna hijau ditimbulkan karna ada komponen klorofil. Warna minyak yang menyimpang (misalnya menjadi gelap, keruh atau coklat) disebabkan sifat fisik lemak atau minyak ditentukan juga olehsusunan jenis asam lemakyang terdapat pada minyak atau lemak1. Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga biasanya berwujud padat. Sedangkan asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya . asam lemak dengan lebih dari satu ikatan dua tidak lazim,terutama terdapat pada minyak nabati,minyak ini disebut poliunsaturat. Trigliserida tak jenuh ganda (poliunsaturat) cenderung berbentuk minyak2. (Poedjiadi, 1994)
`Lipid atau trigliserida merupakan bahan bakar utama hampir semua organisme disamping karbohidrat. Trigliserida adalah triester yang  terbentuk dari gliserol dan asam-asam lemak. Asam-asam lemak jenuh ataupun tidak jenuh yang dijumpai pada trigliserida, umumnya merupakan rantai tidak bercabang dan jumlah atom karbonnya selalu genap. Ada dua macam trigliserida, yaitu trigliserida sederhana dan trigliserida campuran. Trigliserida sederhana mengandung asam-asam lemak yang sama sebagai penyusunnya, sedangkan trigliserida campuran mengandung dua atau tiga jenis asam lemak yang berbeda. (Muchtadi.2010)
Pembentukan minyak akan berhenti pad saat buah dipanen, dan jika disimpan kadar air akan berkurang, tetapi kandungan asam lemak bebas akan naik terus. Oleh karenanya buah yang telah dipanen harus segera dipanaskan agar pembentukan asam lemak bebas berhenti. Pembentukan minyak yang terhenti akan dilanjutkan dengan pembentukan asam lemak bebas yaitu reaksi bergerak kekiri. Reaksi bergerak kekiri disebabkan minyak dalam tandan sudah jenuh sedangkan pembentukan asam lemak yang dikatalis asetil CoA sudah tidak terjadi lagi. Reaksi peruraian dibantu oleh enzim lipase yang mengeluarkan energi dalam bentuk panas, dan mendorong penguapan dan mengakibatkan berat tandan dipohon menurun.( Anwar.2005)







BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat Dan Bahan


                       alat
v                       tabung reaksi
v            penjepit tabung reaksi
v            rak tabung reaksi
v            pipet ukur
v            sikat tabung reaksi
v           kertas lakmus
v                  alat pemanas
v           pipet tetes
v                  porselin tetes

                    bahan
v            minyak sawit
v            margarin
v            mentega
v           alkohol 96%
v           kloroform
v           eter
v            aquades
v           larutan Na2CO3 0,5 %
v          iodium
v         NaOH



3.2 Cara Kerja
A.    uji kelarutan minyak
1.      siapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. berturut turut isilah dengan aquades, alkohol 96%, eter, kloroform, dan larutan Na2CO3 0,5 % sebanyak 1 ml.
2.      tambahkan pada setiap tabung 2 tetes minyak sawit
3.      kocoklah sampai homogen, lalu biarkan beberapa saat.
4.      amatilah sifat kelarutannya.

B.     uji keasaman minyak
1.      teteskan sedikit minyak sawit kedalam tabung reaksi
2.      ujilah dengan kertas lakmus
3.      amati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus
4.      ulangi percobaan pada minyak kelapa tengik

C.     uji sifat ketidakjenuhan minyak
1.      masukkan 2 tetes minyak sawit kedalam tabung reaksi
2.      tambahkan 2 ml kloroform
3.      tambahkan setetes demi setetes iodium, sambil di kocok hingga warna iodium berubah
4.      hitung jumlah tetesan yang dibutuhkan
5.      ulangi percobaan dengan menggunakan margarin
6.      bandingkan jumlah tetesan yang dibutuhkan.
D.    uji penyabunan minyak
1.      masukkan 5 ml munyak kedalam erlenmeyer
2.      tanbahkan 1,5 gr NaOH dan 25 ml alkohol 96%
3.      panaskan sampai mendidih selama 15 menit
4.      untuk mengetahui apakah reaksi penyabunan telah sempurna, ambilah 3 tetes larutan, kemudian larutkan dalam air. bila larut berarti sudah sempurna
5.      uapkan alkohol yang tersisa sampai habis
6.      dinginkan, lalu tanbahkan 75 ml air dan panaskan sampai semua sabun larut.

E.     uji noda minyak
1.      masukka 2 ml campuran alkohol eter kedalam tabung reaksi bersih dan tambahkan 2-3 tetes minyak sawit. kocok kuat kuat sampi semua minyak larut.
2.      teteskan campuran tersebut pada kertas saring dan kertas tulis, biarkan pelarut menguap
3.      lihat noda yang terbentuk
4.      cuci noda dengan air
5.      keringkan kertasnya dan lihat kembali nodanya.



BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


4.1  Hasil Pengamatan

A.    Uji kelarutan minyak
bahan

Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4
Tabung 5
aquades
1ml




Alkohol 96%

1ml



Eter


1ml


Kloroform



1ml

Na2CO3 0,5 %




1ml
Minyak sawit
2 tetes
2 tetes
2 tetes
2 tetes
2 tetes
kocok sampai homogen, biarkan beberapa saat
Hasil: margarin
Tidak larut
Tidak larut
larut
larut
Tidak larut
Hasil: mentega
larut
larut
Tidak larut
Tidak larut
Larut
Hasil: minyak sawit
Tidak larut
Tidak larut
larut
larut
larut




B.     uji keasaman mkinyak
no

Zat uji
Sifat asam / basa
1
Margarin
Asam
2
Minyak sawit
Asam
3
Mentega
Asam


C.    uji ketidakjenuhan minyak
bahan
Tabung 1
Tabung 2
Minyak sawit
2 tetes

margarin

Seujung spatel
kloroform
2 ml
2 ml
Hasil jumlah tetesan: margarin
8 tetes

Hasil jumlah tetesan: mentega
2 tetes

Hasil jumlah tetesan: minyak sawit
8 tetes


D.    uji penyabunan minyak
1.      margarin
setelah di panaskan larutan berubah menjadi endapan, ketika di campur 3 tetes sampel di tambahk air, maka sampel tidak larut. hasil akhir larutan berwarna kuning dengan air di bawah dan minyak diatas, dan manjadi hasil yang sempurna
2.      mentega
larutan menjadi mendidih dan menyatu setelah sampel di ambil 3 tetes lalu di kasih air larutan menjadi tidak larut didalam air, lalu setelah alkohol di uapkan dan ditambah air 75 ml dan dipanaskan larutan mendai larut. berarti menjadi penyabunan sempurna.
3.      minyak sawit
setelah campuran semua sampel di panaskan larutan telah terlarut semua. lalu ditambahkan sampel di tambahkan NaOH larutan tersebut terlarut, merupakan ahsil sempurna.
E.       uji noda
1.      margarin
setelah pelarut menguap terdapat noda bening ke kertas saring dan terdapat noda pada kertas tulis,setelah di cuci tidak ada noda pada kertas saring tetapi masih ada noda pada kertas tulis.
2.      mentega
saat sampel di teteskan kekertas saring dan kertas tulis terdapat noda pada kertas saring dan kertas tulis. ketika kertas tersebut di cuci kertas saring masih terdapat noda, namun pada kertas tulis tidak ada noda.
3.      minyak sawit
saat di letakkan di kertas saring dan kertas tulis tidak adanya noda tetapi hanya basah, setelah di cuci dengan air bekas kertas saring hilang dan kertas tulis terdapat noda bening tidak hilang.










4.2  Pembahasan
Pada uji kelarutan minyak ini bahan yang di gunakan adalah aquades, alkohol 96%, eter, kloroform, Na2CO3 0,5 % dan minyak sawit serta sampel yang di gunakan untuk uji klarutan adalah margarin, minyak sawit dan mentega.uji ini dilakukan untuk mngetahui seberapa besar bahan pelarut yang dapat terlarut apa bila menggunakan bahan  tersebut.
Untuk uji keasaman minnyak dari beberapa sampel yang ditentukan. Sesuai dengan sampel sebelumnya yang digunakan adalah minyak kelapa sawit, margarine, dan mentega. Dari semua sampel tersebut dihasilkan semuanya adalah positif mengandung asam dengan ph <7 dengan ditandai dengan warna yang terdapat pada kertas lakmus.
Untuk uji ketidakjenuhan minyak pertama kita masaukkan sampel kedalam tabung lalu kemudian dengan menambahkan larutan iodium, ini berguna untuk melihat berapa tetes larutan yang di butuhkan sehingga terbentuk warna merah yang pekat.
Untuk uji penyabunan dilakukan dengan memberikan naoh dan alcohol yang akan mbentuk sabun.dan pada uji juga dilakukan adanya pemanasan dan penambahan yang di beri  3 tetes larutan yang digunakan. Seetelah itu di larutkan kembali didalam air, sehingga semua larutan menjadi larut.
Dalam identifikasi lemak juga dilakukan pengamatan terhadap uji noda. Hal ini adalah dimaksudkan agar kita dapat mengetahui ada atau tidaknya noda dalam sampel  yang di gunakan. Untuk sampel minyak sawit uji noda  jika menggunakan kertas saring tidak ada noda, dengan kertas tulis pun tidak ada noda namun setelah dicuci terdapat noda pada kertas saring. Untuk sampel mentega semuanya setelah dilakukan pengujian terdapat noda. Sedangkan untuk sampel margarine, sama persis dengan mentega yaitu terdapat noda maupun setelah kertasnya dicuci.



BAB V
PENUTUP


5.1  Kesimpulan
·         Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar
·         untuk menentukan sifat asam basa minyak yaitu adalah dengan menggunakan kertas lakmus(pH)
·         dengan memberikan beberapa tetesan larutan iodium   sehingga terbentuk warna merah yang pekat , Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu sama lain
·         adalah lipida yang tak dapat disaponifikasikan yang berarti bahwa hidrolisis alkali tak menghasilkan sabun.
·         dengan menggunakan kertas saring dan kertas tulis yang di gunakan sebagai alat untuk mengetahui bentuk dari noda minyak tersebut.

5.2  Saran
Saran saya adalah baik itu peserta praktikan maupun ko-ass sebaiknya sama sama menggunakan jas lab. karena kita melakukan kegiatan belajar di dalam laboratorium.





DAFTAR PUSTAKA


Anwar, Budiman. 2005. Bimbingan Pemantapan Kimia untuk SMA/MA. Bandung: Yrama Widaya

Lechninger, A. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaya. Erlangga: Jakarta

Muchtadi, Tien R, dkk 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bogor: Alafabeta.

Poedjiadi, Anna dan F.M. Titin Supriyanti. 1994. DASAR-DASAR BIOKOMIA.Jakarta: Universitas Indonesia.
Sartika.2009. Modul Praktikum Biokimia. Sukabumi : Universitas Muhammadiyah Sukabumi
Copyright 2009 Coretan nusantara. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates