LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
Nama : Rudi Setiawan
Npm :
E1G013100
Prodi : TIP
Kelompok : 4
Hari/Jam : senin / 12.00-13.40
Tanggal : 01-12-2014
Co-ass : 1. Asima Rohana Sinaga
2. Weka M Bangun
DOSEN : 1.Devi Silsia, Dra.,
M.Si
2. Hasan B Daulay, Drs., Ms
3. Fitri Electrika Dewis., STP, M,Sc
Objek
praktikum : IDENTIFIKASI MINYAK DAN
LEMAK
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu
senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform
(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya yang polaritasnya sama.Minyak
merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester
dari gliserol”. Jadi minyak juga merupakan senyawa ester. Hasil hidrolisis
minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut
asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang.
Lemak dan minyak adalah salah satu
kelompok yang termasuk pada golongan lipid yaitu senyawa organik yang terdapat
di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
non-polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform(CHCl3), benzena dan
hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan
di atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut
tersebut. Bahan-bahan dan senyawa kimia akan mudah larut dalam pelarut yang
sama polaritasnya dengan zat terlarut . Tetapi polaritas bahan dapat berubah
karena adanya proses kimiawi. Misalnya asam lemak dalam larutan KOH berada
dalam keadaan terionisasi dan menjadi lebih polar dari aslinya sehingga mudah
larut serta dapat diekstraksi dengan air. Ekstraksi asam lemak yang terionisasi
ini dapat dinetralkan kembali dengan menambahkan asam sulfat encer (10 N)
sehingga kembali menjadi tidak terionisasi dan kembali mudah diekstraksi dengan
pelarut non-polar2. Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida atau
triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol”. Jadi lemak dan minyak
juga merupakan senyawaan ester. Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam
karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang
mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang2.
1.2 Tujuan Praktikum
1. menentukan kelarutan lipid pada pelarut
tertentu
2. menentukan
sifat asam basa minyak
3. mengidentifikasi
sifat ketidakjenuhan minyak
4. mengidentifikasi
terjadinya hidrolisis pada minyak (safonikasi)
5. mengidentifikasi
bentuknoda minyak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Minyak
merupakan campuran dari ester asam lemak dengan gliserol. Jenis minyak yang
umumnya dipakai untuk menggoreng adalah minyak nabati seperti minyak sawit,
minyak kacang tanah, minyak wijen dan sebagainya. Minyak goreng jenis ini
mengandung sekitar 80% asam lemak tak jenuh jenis asam oleat dan linoleat,
kecuali minyak kelapa. Proses penyaringan minyak kelapa sawit sebanyak 2 kali
(pengambilan lapisan lemak jenuh) menyebabkan kandungan asam lemak tak jenuh
menjadi lebih tinggi. Tingginya kandungan asam lemak tak jenuh menyebabkan
minyak mudah rusak oleh proses penggorengan (deep frying), karena selama proses
menggoreng minyak akan dipanaskan secara terus menerus pada suhu tinggi serta
terjadinya kontak dengan oksigen dari udara luar yang memudahkan terjadinya
reaksi oksidasi pada minyak (Sartika, 2009).
Lemak
merupakan salah satu kandungan utama dalam makanan, dan penting dalam diet
karena beberapa alasan. Lemak merupakan salah satu sumber utama energi dan
mengandung lemak esensial. Namun konsumsi lemak berlebihan dapat merugikan
kesehatan, misalnya kolesterol dan lemak jenuh. Dalam berbagai makanan,komponen
lemak memegang peranan penting yang menentukan karakteristik fisik keseluruhan,
seperti aroma, tekstur, rasa dan penampilan. Karena itu sulit untuk menjadikan
makanan tertentu menjadi rendah lemak (low fat), karena jika lemak dihilangkan,
salah satu karakteristik fisik menjadi hilang. Lemak juga merupakan target
untuk oksidasi, yang menyebabkan pembentukan rasa tak enak dan produk menjadi
berbahaya (Lechninger, 1982).
Sifat fisik lemak yang penting
adalah warna, falvour, berat jenis, turbidy point. Sifat fisik ini penting
diketahui untuk mengetahui jenis minyak dan untuk mengetahui adanya pemalsuan
atau kerusakan pada minyak atau lemak. Warna minyak yang ada ditimbulkan oleh
pigmen atau komponen tertentu baik yang terdapat secara alamiah maupun sengaja
ditambahkan pada saat proses pembuatan minyak atau lemak. Warna kuning atau
orange timbul karena ada karoten yang larut dan warna hijau ditimbulkan karna
ada komponen klorofil. Warna minyak yang menyimpang (misalnya menjadi gelap,
keruh atau coklat) disebabkan sifat fisik lemak atau minyak ditentukan juga
olehsusunan jenis asam lemakyang terdapat pada minyak atau lemak1. Asam lemak
jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai
hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu
sama lain, sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga biasanya berwujud
padat. Sedangkan asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu
ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya . asam lemak dengan lebih dari satu ikatan
dua tidak lazim,terutama terdapat pada minyak nabati,minyak ini disebut
poliunsaturat. Trigliserida tak jenuh ganda (poliunsaturat) cenderung berbentuk
minyak2. (Poedjiadi, 1994)
`Lipid
atau trigliserida merupakan bahan bakar utama hampir semua organisme disamping
karbohidrat. Trigliserida adalah triester yang terbentuk dari gliserol
dan asam-asam lemak. Asam-asam lemak jenuh ataupun tidak jenuh yang dijumpai
pada trigliserida, umumnya merupakan rantai tidak bercabang dan jumlah atom
karbonnya selalu genap. Ada dua macam trigliserida, yaitu trigliserida
sederhana dan trigliserida campuran. Trigliserida sederhana mengandung
asam-asam lemak yang sama sebagai penyusunnya, sedangkan trigliserida campuran
mengandung dua atau tiga jenis asam lemak yang berbeda. (Muchtadi.2010)
Pembentukan
minyak akan berhenti pad saat buah dipanen, dan jika disimpan kadar air akan
berkurang, tetapi kandungan asam lemak bebas akan naik terus. Oleh karenanya
buah yang telah dipanen harus segera dipanaskan agar pembentukan asam lemak
bebas berhenti. Pembentukan minyak yang terhenti akan dilanjutkan dengan
pembentukan asam lemak bebas yaitu reaksi bergerak kekiri. Reaksi bergerak
kekiri disebabkan minyak dalam tandan sudah jenuh sedangkan pembentukan asam
lemak yang dikatalis asetil CoA sudah tidak terjadi lagi. Reaksi peruraian
dibantu oleh enzim lipase yang mengeluarkan energi dalam bentuk panas, dan
mendorong penguapan dan mengakibatkan berat tandan dipohon menurun.( Anwar.2005)
BAB
III
METODOLOGI
3.1 Alat Dan Bahan
alat
v tabung
reaksi
v penjepit
tabung reaksi
v rak
tabung reaksi
v pipet
ukur
v sikat
tabung reaksi
v kertas
lakmus
v alat
pemanas
v pipet
tetes
v porselin
tetes
bahan
v minyak
sawit
v margarin
v mentega
v alkohol
96%
v kloroform
v eter
v aquades
v larutan
Na2CO3 0,5 %
v iodium
v NaOH
3.2 Cara Kerja
A. uji
kelarutan minyak
1. siapkan
5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. berturut turut isilah dengan
aquades, alkohol 96%, eter, kloroform, dan larutan Na2CO3 0,5 % sebanyak 1 ml.
2. tambahkan
pada setiap tabung 2 tetes minyak sawit
3. kocoklah
sampai homogen, lalu biarkan beberapa saat.
4. amatilah
sifat kelarutannya.
B. uji
keasaman minyak
1. teteskan
sedikit minyak sawit kedalam tabung reaksi
2. ujilah
dengan kertas lakmus
3. amati
perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus
4. ulangi
percobaan pada minyak kelapa tengik
C. uji
sifat ketidakjenuhan minyak
1. masukkan
2 tetes minyak sawit kedalam tabung reaksi
2. tambahkan
2 ml kloroform
3. tambahkan
setetes demi setetes iodium, sambil di kocok hingga warna iodium berubah
4. hitung
jumlah tetesan yang dibutuhkan
5. ulangi
percobaan dengan menggunakan margarin
6. bandingkan
jumlah tetesan yang dibutuhkan.
D. uji
penyabunan minyak
1. masukkan
5 ml munyak kedalam erlenmeyer
2. tanbahkan
1,5 gr NaOH dan 25 ml alkohol 96%
3. panaskan
sampai mendidih selama 15 menit
4. untuk
mengetahui apakah reaksi penyabunan telah sempurna, ambilah 3 tetes larutan,
kemudian larutkan dalam air. bila larut berarti sudah sempurna
5. uapkan
alkohol yang tersisa sampai habis
6. dinginkan,
lalu tanbahkan 75 ml air dan panaskan sampai semua sabun larut.
E. uji
noda minyak
1. masukka
2 ml campuran alkohol eter kedalam tabung reaksi bersih dan tambahkan 2-3 tetes
minyak sawit. kocok kuat kuat sampi semua minyak larut.
2. teteskan
campuran tersebut pada kertas saring dan kertas tulis, biarkan pelarut menguap
3. lihat
noda yang terbentuk
4. cuci
noda dengan air
5. keringkan
kertasnya dan lihat kembali nodanya.
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
A. Uji kelarutan minyak
bahan
|
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
Tabung 4
|
Tabung 5
|
aquades
|
1ml
|
||||
Alkohol
96%
|
1ml
|
||||
Eter
|
1ml
|
||||
Kloroform
|
1ml
|
||||
Na2CO3
0,5 %
|
1ml
|
||||
Minyak
sawit
|
2
tetes
|
2
tetes
|
2
tetes
|
2
tetes
|
2
tetes
|
kocok sampai homogen,
biarkan beberapa saat
Hasil:
margarin
|
Tidak
larut
|
Tidak
larut
|
larut
|
larut
|
Tidak
larut
|
Hasil:
mentega
|
larut
|
larut
|
Tidak
larut
|
Tidak
larut
|
Larut
|
Hasil:
minyak sawit
|
Tidak
larut
|
Tidak
larut
|
larut
|
larut
|
larut
|
B. uji keasaman mkinyak
no
|
Zat uji
|
Sifat asam / basa
|
1
|
Margarin
|
Asam
|
2
|
Minyak sawit
|
Asam
|
3
|
Mentega
|
Asam
|
C. uji ketidakjenuhan minyak
bahan
|
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Minyak
sawit
|
2
tetes
|
|
margarin
|
Seujung
spatel
|
|
kloroform
|
2
ml
|
2
ml
|
Hasil
jumlah tetesan: margarin
|
8 tetes
|
|
Hasil
jumlah tetesan: mentega
|
2 tetes
|
|
Hasil
jumlah tetesan: minyak sawit
|
8 tetes
|
D.
uji
penyabunan minyak
1. margarin
setelah
di panaskan larutan berubah menjadi endapan, ketika di campur 3 tetes sampel di
tambahk air, maka sampel tidak larut. hasil akhir larutan berwarna kuning
dengan air di bawah dan minyak diatas, dan manjadi hasil yang sempurna
2. mentega
larutan
menjadi mendidih dan menyatu setelah sampel di ambil 3 tetes lalu di kasih air
larutan menjadi tidak larut didalam air, lalu setelah alkohol di uapkan dan
ditambah air 75 ml dan dipanaskan larutan mendai larut. berarti menjadi
penyabunan sempurna.
3. minyak
sawit
setelah
campuran semua sampel di panaskan larutan telah terlarut semua. lalu
ditambahkan sampel di tambahkan NaOH larutan tersebut terlarut, merupakan ahsil
sempurna.
E.
uji noda
1. margarin
setelah
pelarut menguap terdapat noda bening ke kertas saring dan terdapat noda pada
kertas tulis,setelah di cuci tidak ada noda pada kertas saring tetapi masih ada
noda pada kertas tulis.
2. mentega
saat
sampel di teteskan kekertas saring dan kertas tulis terdapat noda pada kertas
saring dan kertas tulis. ketika kertas tersebut di cuci kertas saring masih
terdapat noda, namun pada kertas tulis tidak ada noda.
3.
minyak sawit
saat di letakkan di
kertas saring dan kertas tulis tidak adanya noda tetapi hanya basah, setelah di
cuci dengan air bekas kertas saring hilang dan kertas tulis terdapat noda
bening tidak hilang.
4.2 Pembahasan
Pada
uji kelarutan minyak ini bahan yang di gunakan adalah aquades, alkohol 96%,
eter, kloroform, Na2CO3 0,5 % dan minyak sawit serta sampel yang di gunakan
untuk uji klarutan adalah margarin, minyak sawit dan mentega.uji ini dilakukan
untuk mngetahui seberapa besar bahan pelarut yang dapat terlarut apa bila
menggunakan bahan tersebut.
Untuk
uji keasaman minnyak dari beberapa sampel yang ditentukan. Sesuai dengan sampel
sebelumnya yang digunakan adalah minyak kelapa sawit, margarine, dan mentega.
Dari semua sampel tersebut dihasilkan semuanya adalah positif mengandung asam
dengan ph <7 dengan ditandai dengan warna yang terdapat pada kertas lakmus.
Untuk
uji ketidakjenuhan minyak pertama kita masaukkan sampel kedalam tabung lalu
kemudian dengan menambahkan larutan iodium, ini berguna untuk melihat berapa
tetes larutan yang di butuhkan sehingga terbentuk warna merah yang pekat.
Untuk
uji penyabunan dilakukan dengan memberikan naoh dan alcohol yang akan mbentuk
sabun.dan pada uji juga dilakukan adanya pemanasan dan penambahan yang di
beri 3 tetes larutan yang digunakan. Seetelah
itu di larutkan kembali didalam air, sehingga semua larutan menjadi larut.
Dalam
identifikasi lemak juga dilakukan pengamatan terhadap uji noda. Hal ini adalah
dimaksudkan agar kita dapat mengetahui ada atau tidaknya noda dalam sampel yang di gunakan. Untuk sampel minyak sawit
uji noda jika menggunakan kertas saring
tidak ada noda, dengan kertas tulis pun tidak ada noda namun setelah dicuci
terdapat noda pada kertas saring. Untuk sampel mentega semuanya setelah
dilakukan pengujian terdapat noda. Sedangkan untuk sampel margarine, sama
persis dengan mentega yaitu terdapat noda maupun setelah kertasnya dicuci.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
·
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang
termasuk pada golongan lipid yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta
tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar
·
untuk menentukan sifat asam basa minyak
yaitu adalah dengan menggunakan kertas lakmus(pH)
·
dengan memberikan beberapa tetesan
larutan iodium sehingga terbentuk warna
merah yang pekat , Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung
ikatan tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai
zig-zig yang dapat cocok satu sama lain
·
adalah
lipida yang tak dapat disaponifikasikan yang berarti bahwa hidrolisis alkali
tak menghasilkan sabun.
·
dengan menggunakan kertas saring dan
kertas tulis yang di gunakan sebagai alat untuk mengetahui bentuk dari noda
minyak tersebut.
5.2 Saran
Saran
saya adalah baik itu peserta praktikan maupun ko-ass sebaiknya sama sama
menggunakan jas lab. karena kita melakukan kegiatan belajar di dalam
laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Budiman. 2005. Bimbingan Pemantapan Kimia untuk SMA/MA. Bandung: Yrama Widaya
Lechninger, A. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaya. Erlangga:
Jakarta
Muchtadi, Tien R, dkk 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bogor:
Alafabeta.
Poedjiadi, Anna
dan F.M. Titin Supriyanti. 1994. DASAR-DASAR BIOKOMIA.Jakarta: Universitas Indonesia.
Sartika.2009. Modul Praktikum Biokimia. Sukabumi : Universitas
Muhammadiyah Sukabumi
1 komentar:
artikelnya mantap gan, ijin copy gan + tak prromote + cari ouo wkwwkkk
http://djadisaputra.blogspot.co.id/2016/04/laporan-praktikum-biokimia.html
Posting Komentar