LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
Nama : Rudi Setiawan
Npm :
E1G013100
Prodi : TIP
Kelompok : 4
Hari/Jam : senin / 12.00-13.40
Tanggal : 10-11-2014
Co-ass : 1. Asima Rohana Sinaga
2. Weka M. Bangun
DOSEN : Devi silsia, Dra., M.si
Objek praktikum : Uji Kelarutan Dan Pengendapan Protein
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protein
adalah sekelompok senyawa organik yang nyaris keseluruhannya terdiri atas
karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Protein biasanya suatu polimer yang
tersusun atas banyak subunit (monomer) yang dikenal sebagai asam amino.Hampir
setiap fungsi dinamik dalam makhluk hidup bergantung pada protein.. Beberapa
protein mempercepat reaksi kimia, sedangkan yang lain berperan dalam
penyokongan struktural, penyimpanan, transpor, komunikasi selular, pergerakan,
serta pertahanan melawan zat asing. Di samping
itu, hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang berfungsi
sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh, adalah salah
satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri
penyakit atau yang disebut antigen, juga suatu protein
Dalam
sebuah molekul protein rantai polipeptida memiliki satu konformasi yang sudah
tertentu pada suhu dan pH normal. Konformasi ini disebut konformasi asli,
sangat stabil sehingga memungkinkan protein biasa diisolasi dalam konformasi
aslinya itu. Dalam struktur protein, tulang rangka dari rantai peptida terdiri dari
sebuah seri bidang datar kaku yang dipisahkan oleh gugus –CHR-. Struktur dari
sebuah protein dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ikatan peptida yang
terletak pada satu bidang datar, rotasi sumbu Cα¬-N dan rotasi Cα-C dan gugus
–R yang berupa bagian dari asam amino polar, polar tanpa muatan dan bermuatan
negatif atau positif.
1.2
Tujuan Percobaan
1. mengetahui
daya larut terhadap pelarut tertentu
2. mengetahui
pengaruh larutan garam konsentrasi tinggi terhadap sifat kelarutan protein.
3. mengetahui
pengaruh logam berat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Protein merupakan
makromolekul yang paling melimpah di dalam sel dan menyusun lebih dari setengah
berat kering pada semua organisme. Sebagai makro molekul, protein merupakan
senyawa organik yang mempunyai berat molekul tinggi dan berkisar antara
beberapa ribu sampai jutaan dan tersusun dari C, H, O dan N serta unsur lainnya
seperti S yang membentuk asam-asam amino. Semua protein pada semua makhluk,
dibangun oleh oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20 macam asam amino baku yang
molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologis sedang protein sebagai
enzim dan hormon mempunyai fungsi khusus. Disamping itu protein dapat berfungsi
sebagai pembangun struktur, sumber energi, penyangga racun, pengatur pH dan
bahkan sebagai pembawa sifat turunan dari generasi ke generasi (Patong, dkk.,
2012).
Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam
tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein
berfungsi sebagai biokatalis. Di samping itu, hemoglobin dalam butir-butir
darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari
paru-paru ke seluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Demikian
pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang disebut
antigen, juga suatu protein (Kuchel dan Ralston 2006).
Protein merupakan molekul yang dikenal mempunyai struktur yang paling rumit.
Sesuai dengan fungsinya yang beragam itu, molekul protein sangat beragam itu,
molekul protein sangat beragam bentuknya, setiap jenis protein memiliki bentuk
tiga dimensi atau konfirmasi yang unik. Meskipun protein beragam, semua molekul
protein merupakan polimer yang dibangun dari kumpulan 20 asam amino yang sama.
Polimer asam amino disebut polipeptida. Suatu protein terdiri atas satu atau
lebih polipeptida yang terlipat dan terbelit membentuk suatu kesesuaian yang
spesifik (Anwar Dkk. 1994
Denaturasi
adalah proses yang mengubah struktur molekul tanpa memutuskan ikatan kovalen.
Proses ini bersifat khusus untuk protein dan mempengaruhi protein yang
berlainan dan sampai yang tingkat berbeda pula. Denaturasi dapat terjadi oleh
berbagai penyebab yang paling penting adalah bahan, pH, garam, dan pengaruh
permukaan. Denaturasi biasanya dibarengi oleh hilangnya aktivitas biologi dan
perubahan yang berarti pada beberapa sifat fisika dan fungsi seperti kelarutan
(Deman,1989).
Dalam ilmu
Kimia, pencampuran atau penambahan suatu senyawa dengan senyawa yang lain
dikatakan bereaksi bila menunjukkan adanya tanda terjadinya reaksi, yaitu:
adanya perubahan warna, timbul gas, bau, perubahan suhu, dan adanya endapan.
Pencampuran yang tidak disertai dengan tanda demikian, dikatakan tidak terjadi
reaksi kimia. Ada beberapa reaksi khas dari protein yang menunjukkan efek/tanda
terjadinya reaksi kimia, yang berbeda-beda antara pereaksi yang satu dengan
pereaksi yang lainnya. Semisal reaksi uji protein (albumin) dengan Biuret test
yang menunjukkan perubahan warna, belum tentu sama dengan pereaksi uji lainnya (Ariwulan,
2011).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat Dan Bahan
Alat
Ø tabung
reaksi
Ø rak
tabung reaksi
Ø pipet
ukur
Ø pipet
tetes
Ø penangas
Bahan
Ø larutan NaOH
40%
Ø larutan
HCL 10 %
Ø aquades
Ø larutan ( NH4)2SO4 jenuh
Ø larutan
HgCL 5%
Ø larutan
CuSO4 5%
Ø larutan
CaCL2 5 %
Ø larutan
Pb-asetat 5%
Ø asam
trikolroasetat 10%
Ø asam
sulsosalisilat 5%
Ø larutan
MgSO4 5%
Ø larutan
NaCL 5%
Ø larutan
BaCL 5%
Ø albumin
telur
3.2 Cara Kerja
A. Uji
Kelarutan Protein
1. sediakan
5 tabung reaksi, masing masing di isi dengan aquades, HCL 10 %, NaOH 40%,
alkohol 96%, dan kloroform sebanyak 1 ml.
2. tambahkan
2 ml albumin telur pada setiap tabung reaksi
3. kocoklah
dengan kuat, kemudian amati sifat kelarutannya.
B. Uji
Pengendapan Protein Dengan Garam
1. sediakan
5 tabung reaksi msing masing di isis dengan 2 ml albumin telur
2. pada
tabung 1,2,3,4 dan 5 berturut turut tambahkan larutan NaCL 5%, BaCL2 5%,
CaCL2 5%, dan (NH4)2SO4 jenuh setetes demi stetes sampai timbul endapan.
3. selanjutnya
tambahkan kembali larutan garam secara berlebihan.
4. kocoklah
tabung reaksi tersebut, kemudian amati perubahan yang terjadi.
C. Uji
Endapan Protein Dengan Logam Dan Asam Organik
1. sediakan
tabung reaksi masing masing di isi dengan 2 ml albumin telur
2. pada
tabung 1,2,3,4 dan 5 berturut turut tambahkan 10 tetes larutan asam
trikloroasetat 10%,asam sulsosilat 5%, CuSO4 5%, HgCL2 5%, dan Pb-asetat 5%.
3. kocoklah
tiap tabung dan amati perubahan yang terjadi
D. Denaturasi
1. tuangkan
3 ml albumin telur kedalam tabung reaksi
2. panaskan
sampai mendidih selama beberapa menit dengan api kecil
3. amati
apa yang terjadi
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
a.
Uji Kelarutan Protein
Bahan
|
Tabung
1
|
Tabung
2
|
Tabung
3
|
Tabung
4
|
Tabung
5
|
Albumin
telur
|
2
ml
|
2
ml
|
2
ml
|
2
ml
|
2
ml
|
Aquades
|
1
ml
|
|
|
|
|
HCL
10%
|
|
1
ml
|
|
|
|
NaOH
40%
|
|
|
1
ml
|
|
|
Alkohol
96%
|
|
|
|
1
ml
|
|
Kloroform
|
|
|
|
|
1
ml
|
kocok tabung reaksi dengan kuat
Hasil
:
Larut
/ tdk larut
|
Tidak
larut
|
Endapan
(
larut)
|
Tidak
larut
|
larut
|
-
|
b.
Uji Pengendapan Protein Dengan Garam
Bahan
|
Tabung
1
|
Tabung
2
|
Tabung
3
|
Tabung
4
|
Tabung
5
|
Albumin
telur
|
2
ml
|
2
ml
|
2
ml
|
2
ml
|
2
ml
|
NaCl
5%
|
Berlebih
|
|
|
|
|
BaCL
5%
|
|
Berlebih
|
|
|
|
CaCL
5%
|
|
|
Berlebih
|
|
|
MgSO4
5%
|
|
|
|
Berlebih
|
|
(NH4)2SO4
5%
|
|
|
|
|
Berlebih
|
kocok tabung reaksi
dengan kuat
Hasil
: endapan
Banyak
/ sedikit
|
Tidak
ada endapan
|
Ada
endapan putih
|
Tidak
ada endapan
|
Tidak
ada endapan
|
Tidak
ada endapan
|
c.
Uji Pengengendapan Protein Dengan Logam
Dan Asam Organik
Bahan
|
Tabung
1
|
Tabung
|
Tabung
3
|
Tabung
4
|
Tabung
5
|
Albumin
telur
|
2
ml
|
2
ml
|
2
ml
|
2
ml
|
2
ml
|
TCA
10%
|
10
tetes
|
|
|
|
|
As.
sulsosilat
|
|
10
tetes
|
|
|
|
CuSO4
5%
|
|
|
10
tetes
|
|
|
HgCL
5 %
|
|
|
|
10
tetes
|
|
Pb-asetat
5%
|
|
|
|
|
10
tetes
|
kocoklagh tabung reaksi
dengan kuat
Hasil:
endapan ada / tidak
|
-
|
-
|
Warna
biru terdapat endapan
|
Ada
endapan putih susu
|
Warna
jadi putih susu
|
d.
Denaturasi
Bahan uji dan perlakuan
|
Pengamatan
|
Albumin
telur di panaskan
|
Setelah
di panaskan albumin telur berubah warna menjadi putih susu dan terdapat
endapan
|
4.2 Pembahasan
pada
saat melakukan uji pelarutan protein pada masing masing tabung sudah di beri 2
ml albumin telur, dimana pada semua bahan telah di campurkan dan pada aquades
dan NaOH 40% tidak terjadi adanya pelarutan atau pun endapan yang ada pada
reaksi tersebut, namun untuk HCL 10% dan alkohol 96% terjadi pelarutan atau
terdapat adanya endapan pada reaksi tersebut, sehingga uji kelarutan ini dapat
dikatakan kurang sempurna, karena seluruh bahan tidak dapat larut semua.
pada uji pengendapan protein dengan
garam pada masing masing tabung sudah di
beri 2 ml albumin telur dimana pada beberapa bahan tidak terjadi pengendapan
yaitu, NaCL 5%,CaCL 5%, MgSO4 5% dan (NH4)SO4 ini merupak bahan yang tidak
dapat adanya endapan, dan untuk BaCL 5% terjadi dalam larutan albumin
menyebabkan terjadinya reaksi sehingga larutan yang sebelumnya jernih berubah menjadi
keruh dan terdapat endapan.
pada uji pengendapan protein dengan
logam dan asam organik pada masing masing tabung telah di beri albumin telur
dan di berikan campuran CuSO4 5%, HgCL 5%, Pb-asetat 5% dan terjadi endapan
yang terikat dalam reaksi ini ditandai dengan adanya endapan putih. Adanya
endapan disebabkan
karena adanya kemampuan protein atau asam amino untuk berikatan dengan ion
logam
untuk uji denaturasi albumin telur
di masukkan ke dalam tabung reaksi yang kemudian di panaskan, reaksi tersebut
berubah yang sebelumnya bening mennjadi warna putih susu dan juga terdapat
endapan. proses tersebut adalah yang
mengubah struktur molekul protein
tanpa memutuskan ikatan kovalen.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
·
berdasarkan beberapa reaksi yang telah
di lakukan daya larut pada protein dengan masing masing bahan yang berbeda di
dapat karena suatu protein yang mempunyai kemampuan untuk berikatan dengan zat
zat asam.Daya kelarutan
protein
juga berbeda di
dalam air
, asam
, dan
basa.
Sifat
ini dipengaruhi
oleh gugus yang mengikat protein tersebut yaitu gugus aldehid (-COOH) yang bersifat asam dan gugus amina
(-NH3) yang bersifat basa
·
untuk mengetahui pengaruh tersebut diketahui
bahwa pengaruh penambahan garam
terhadap kelarutan protein tergantung pada konsentrasi dan jumlah muatan
ionnya. Semakin tinggi konsentrasinya dan jumlah muatan ionnya maka semakin
efektif garam dalam mengendapkan protein.
5.2 Saran
Saran
saya adalah baik itu peserta praktikan maupun ko-ass sebaiknya sama sama
menggunakan jas lab. karena kita melakukan kegiatan belajar di dalam
laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar,
Chairil. Dkk. 1994. Pengantar Praktikum KimiaOrganik. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada
Ariwulan,
R.R. Dyah Roro, 2011, Uji Reaksi Protein (online), (http://pustakabiolog. wordpress.com),
Deman, M.
John, 1997, Kimia Makanan, Institut
Teknologi Bandung , Bandung.
Kuchel, P. dan Ralston G. B., 2006, Biokimia
Schaum’s Easy Outlines, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Patong, A.R., dkk., 2012, Biokimia
Dasar, Lembah Harapan Press, Makassar.