LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
Nama : Rudi Setiawan
Npm :
E1G013100
Prodi : TIP
Kelompok : 4
Hari/Jam : senin / 12.00-13.40
Tanggal : 3-11-2014
Co-ass : 1. Asima Rohana Sinaga
2. Weka M Bangun
DOSEN : Devi silsia, Dra., M.si
Objek praktikum : IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN PROTEIN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asam amino merupakan
hasil hidrolisis dari protein. Sedangkan asam amino itu sendiri terdiri atas
berbagai jenis. Sehingga diperlukan pengetahuan untuk mengenal jenis
asam-asam amino tersebut yaitu dengan analisa protein. Sehingga dengan
melakukan suatu reaksi kita dapat mengetahui jenis dari asam amino tersebut.
Protein
merupakan polimer alami yang terdiri dari sejumlah unit asam amino yang
berikatan satu dengan lainnya lewat ikatan amida (atau peptida). Peptida ialah
oligomer dari asam amino yang memiliki peranan penting dalam banyak proses
biologis. Protein merupakan biomolekul yang sangat penting. Beberapa
fungsi protein adalah sebagai katalisator (enzim), pengangkut dan penyimpanan,
penyebab gerakan, pendukung sistem kekebalan, pembentuk dan transmisi implus
saraf, pengontrol pertumbuhan dan deferensasi, pendukung kekuatan struktural, dan
lain-lain. Protein ini disusun oleh asam-asam amino yang juga
mempunyai peranan penting dalam metabolisme zat hidup. Seperti yang telah kita
ketahui sebelumnya bahwa secara umum ada tiga gugus yang reaktif pada asam
amino yaitu gugus karboksil, gugus amino, dan gugus rantai samping. Ketiga
gugus ini dapat diidentifikasi melalui uji spesifik, diantaranya adalah dengan
melalui tes ninhydrin, dan sebagainya. Akan tetapi, selain uji spesifik
berdasarkan ciri khas reaksi kimianya, asam amino dapat pula diidentifikasi
bahkan dipisahkan dengan beberapa metode,
1.2 Tujuan Pustaka
1. mengetahui
unsur unsur utama penyusun protein
2. membuktikan
adanya molekul molekul peptida dari protein
3. membuktikan
adanya asam amino bebas pada protein
4. membuktikan
adanya asam amino tirosin, triptofan atau fenil alanin yang terdapat dalam
protein.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Protein telur mengalami
denaturasi dan terkoagulasi selama pemasakan. Pemanasan akan membuat protein
bahan terdenaturasi sehingga kemampuan mengikat airnya menurun. Hal ini terjadi
karena energi panas akan mengakibatkan
terputusnya interaksi non kovalen yang ada pada struktur alami protein tetapi
tidak memutus ikatan kovalennya yang
berupa ikatan peptida.
(Poedjiadi, 1994)
Asam-asam amino hasil hidrolisis
protein dapat dipisahkan satu sama lain dengan menggunakan kromatografi
penukar ion. Tiga macam penyangga pH tinggi dipakai untuk mengelusi asam amino
pada kolom kromatografi. Urutan pengelusian tergantung pada muatan asam
amino . Asam amino basa( lisin, histidin, arginine) paling kuat mengikat muatan
negative resin penukar ion. Teknik ini memungkinkan penentuan asam amino apa
saja yang terdapat dalam protein tertentu. Kelimpahan relative asam-asam amino
juga bisa ditentukan dengan mengukur konsentrasi tiap asam amino. Senyawa
ninhidrin bereaksi dengan asam amino membentuk warna ungu. Larutan berwarna
ungu ini diukur absorbansinya pada panjang gelombang 570 nm, lalu konsentrasi
relative tiap asam amino dapat ditentukan (Ngili, 2001).
Protein ialah polimer
alami yang terdiri dari sejumlah unit asam amino (amino acid) yang berikatan
satu dengan lainnya lewat ikatan amina (atau peptida). Jaring laba-laba, bulu
hewan dan otot, putih telur, dan hemoglobin(molekul yang mengangkut oksigen
dalam tubuh ke tempat yanag memerlukan ) ialah protein. Peptida ialah oligomer
dari asam amino yang memainkan peran penting dalam banyak proses biologis.
Contohnya, peptide hormone insulin mengatur kadar gula darah, bradikinin
mengatur tekanan darah, dan oksitosin meregulasi kontraksi uterus dan laktasi.
Jadi, protein, pepetida, dan asam amino merupakan bahan yang penting bagi
struktur, fungsi, dan reproduksi makhluk hidup (Haryanto, 2004).
Dalam sebuah molekul
protein rantai polipeptida memiliki satu konformasi yang sudah tertentu pada
suhu dan pH normal. Konformasi ini disebut konformasi asli, sangat stabil
sehingga memungkinkan protein biasa diisolasi dalam konformasi aslinya itu.
Dalam struktur protein, tulang rangka dari rantai peptida terdiri dari sebuah
seri bidang datar kaku yang dipisahkan oleh gugus –CHR-. Struktur dari sebuah
protein dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ikatan peptida yang terletak
pada satu bidang datar, rotasi sumbu Cα¬-N dan rotasi Cα-C dan gugus –R yang
berupa bagian dari asam amino polar, polar tanpa muatan dan bermuatan negatif
atau positif. (robert 1986)
Asam amino yang
terbentuk sebagai hasil hidrolisis protein ialah asam α-amino. Pada asam amino,
gugus amino terikat pada atom karbon yang bersebelahan dengan gugus karboksil,
atau terletak pada posisi α. Karbon α pada asam amino merupakan pusat kiral,
kecuali pada glisin yang gugus R-nya adalah atom H. Dengan demikian seluruh
asam amino yang diturunkan dari protein (kecuali glisin) bersifat optik aktif.
Perlu diperhatikan bahwa konversi Fischer yang biasa digunakan pada karbohidrat
dapat pula diterapkan pada asam amino (Hart, 1990).
BAB III
METODOLOGI
3.1
Alat Dan Bahan
alat
Ø tabung
reaksi
Ø penjepit
tabunmg reaksi
Ø rak
tabung reaksi
Ø pipet
tetes
Ø cawan
porselen
Ø gelas
objek
Ø alat
pemanas
Ø sikat
tabung reaksi
Ø labu
ukur
bahan
Ø larutan
NaOH 10 %
Ø larutan
CuSO4 0,5 %
Ø reaksi
ninhidrin 0,1 %
Ø HNO3
Ø pereaksi
millon
Ø Pb-asetat
5 %
Ø HCL
pekat
Ø sampel
(putih telur, ekstrak kacang hijau, kaldu sapi, dan susu sapi)
3.2 Prosedur Kerja
A. uji adanya unsur C, H, dan O
1. masukkan
1 ml putih telur ke dalam cawan porselen
2. letakkan
kaca objek di diatasnya, kemudian panaskan.
3. perhatikan
adanya pengembunan pada gelas objek, yang menunjukkan adanya hidrogen (H) dan
oksigen (O)
4. ambil
gelas objek, lalu amati bau yang terjadi. bila tercium bau rambut terbakar,
berarti mengandung unsur NITROGEN (N)
5. bila
terjadi pengarangan, berarti ada atom karbon (C)
6. ulangi
percobaan menggunakan sampel yang lain
B. uji adanya atom n
1. masukkan
1 ml putih telur kedalam tabung reaksi
2. tambahkan
1 ml NaOH 10 % kemudian panaskan
3. perhatikan
bau amonia yang terjadi dan ujilah uapnya dengan kertas lakmus merah yang telah
di basahi aquades
4. terbentuknya
bau amonia dan kertas lakmus merah berubah menjadi warna biru menunjukkan
adanya N.
5. ulangi
percobaan menggunakan sampel yang lain
C. uji adanya atom s
1. masukkan
1 ml larutan putih telur kedalam tabung reaksi
2. tambahkan
1 ml NaOH 10 % , kemudia panaskan.
3. tambahk
4 tetes larutan Pb-asetat 5 %
4. bila
larutan menghitam , berarti pbs terbentuk. kemudian tambahkan 4 tetes HCL pekat
dengan hati hati.
5. perhatikan
bau khas belerang dari belerang yang teroksidasi
6. ulangi
percobaan dengan sampel yang lain
D. uji biuret
1. sediakan
4 tabung reaksi yang bersih, lau masing masing isilah dengan dengan larutan
putih telur, kaldu sapi, ekstrak kacang hijau, dan susu sapi sebanyak 2 ml.
2. tambahkan
pada setiap tabung 1 ml NaOH 10% dan 3 tetes CuSO4 0,2 %
3. campurlah
dengan baik
4. amati
perubahan dengan baik
E. uji ninhidrin
1. sediakan
4 tabung reaksi yang bersih, lau masing masing isilah dengan dengan larutan
putih telur, kaldu sapi, ekstrak kacang hijau, dan susu sapi sebanyak 2 ml.
2. tambahkan
setiap tabung 5 tetes pereaksi ninhidrin
3. kemudian
panaskan diatas penangas air hingga mendidih selama 5 menit
4. amati
perubahan warna yang terjadi
F. uji xantoprotein
1. sediakan
4 tabung reaksi yang bersih, lau masing masing isilah dengan dengan larutan
putih telur, kaldu sapi, ekstrak kacang hijau, dan susu sapi sebanyak 2 ml.
2. tambahkan
pada setiap tabung 1 ml HNO3 pekat. perhatikan adanya endapan putih
yang terbentuk
3. kemudian
panaskan selama 1 menit dan amati terbentuknay warna kuning
4. selanjutnya
dinginkan di bawah air kran, lala tambahkan NaOH 10 % stetes demi setetes
melauli dinding tabung reaksi hingga terbentuk lapisan
5. perhatikan
warna yang terjadi. reaksi positif bila pada perbatasan antara protein dan NaOH
terbentuk warna jingga.
G. uji millon
1. sediakan
4 tabung reaksi yang bersih, lau masing masing isilah dengan dengan larutan
putih telur, kaldu sapi, ekstrak kacang hijau, dan susu sapi sebanyak 2 ml.
2. tambahkan
pada setiap tabung 1 ml pereaksi millon
3. kemudian
panaskan campuran ini, mungkin terbentuk endapan kuning
4. selanjutnya
dinginkan dibawah air kran, lali tambahkan 1 tetes larutan NaNO2 1 %
5. panaskan
lagi, endapan atau larutan akaa menjadi merah.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
a. uji
adanya unsur C, H dan O
no
|
Zat uji
|
Hasil pengamatan (+/-)
|
||
Pengembunan
(
H dan O)
|
Pengarangan
(C)
|
Bau
rambut terbakar
(N)
|
||
1
|
Ekstrak
Kacang hijau
|
Ada
|
+
|
-
|
2
|
Susu
sapi
|
+ (ada)
|
Ada
|
Ada
|
3
|
Putih
telur
|
+ (ada)
|
+
|
+
|
4
|
Kaldu
sapi
|
ada
|
-
|
ada
|
b. uji
adanya atom N
no
|
Zat uji
|
Hasil pengamatan (+/-)
|
|
Bau amoniak (N)
|
Kertas lakmus merah (N)
|
||
1
|
Ekstrak
kacang hijau
|
+
|
-
|
2
|
Susu
sapi
|
+
|
-
|
3
|
Putih
telur
|
Bau amoniak
|
-
|
4
|
Kaldu
sapi
|
+
|
-
|
c. uji
adanya atom s
No
|
Zat uji
|
Hasil pengamatan (+/-)
|
|
Pbs
|
Belerang (S)
|
||
1
|
Ekstrak
kacang hijau
|
-
|
+
|
2
|
Susu
sapi
|
-
|
+
|
3
|
Putih
telur
|
+
|
+
|
4
|
Kaldu
sapi
|
Tidak
|
berbau
|
d. uji
biuret
No
|
Zat uji
|
Hasil uji biuret
|
Polipeptida (+/-)
|
1
|
Ekstrak
kacang hijau
|
Kuning menjadi coklat
|
+
|
2
|
Susu
sapi
|
Terbentuk warna ungu
|
+
|
3
|
Kaldu
sapi
|
Berwarna biru
|
+
|
4
|
Putih
telur
|
Warna menjadi ungu
|
+
|
e. uji
ninhidrin
No
|
Zat uji
|
Hasil ninhidrin
|
Asam amino bebas (+/-)
|
1
|
Ekstrak
kacang hijau
|
Dari
coklat encer menjadi coklat kental
|
+
|
2
|
Susu
sapi
|
Berwarna
putih ditambah 5 tetes fraksi ninhidrin di panaskan 5 menit menjadi kebiruan
|
+
|
3
|
Kaldu
sapi
|
Terbentuk
warna ungu
|
+
|
4
|
Putih
telur
|
Tidak
ada warna kebiruan
|
+
|
f. uji
xantoprotein
no
|
Zat uji
|
Hasil uji xantoprotein
|
Tirosin/triptofan/fenil alanin
(+/-)
|
1
|
Ekstrak
kacang hijau
|
Berubah
jadi warna jingga
|
+
|
2
|
Susu
sapi
|
Terbentuk
warna kuning dan lapisan jingga, endapan warna putih
|
+
|
3
|
Kaldu
sapi
|
Terbentuk
warna kuning
|
-
|
4
|
Putih
telur
|
Warna
kuning
|
-
|
g. uji
millon
no
|
Zat uji
|
Hasil uji millon
|
Tirosin . triptofan (+/-)
|
1
|
Ekstrak
kacang hijau
|
Terjadi
endapan dan berubah menjadi warna merah
|
+
|
2
|
Susu
sapi
|
Berubah
jadi warna ungu
|
+
|
3
|
Kaldu
sapi
|
Tidak
ada endapan kuning
|
+
|
4
|
Putih
telur
|
Warna
merah
|
+
|
4.2
pembahasan
Protein
adalah makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel makhluk hidup dan
merupakan 50% atau lebih berat kering sel. Protein ditemukan di dalam semua sel
dan semua bagian sel. Protein juga amat bervariasi ratusan jenis yang berbeda
dapat ditemukan dalam satu sel. Tambahan lagi, protein memiliki berbagai peran
biologis karena protein merupakan instrument molekuler yang mengekspresikan
informasi genetik. Analisis protein dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu
secara kualitatif terdiri atas: uji adanya unsur c,h dan o, uji adanya atom n,
uji adanya atom s,reaksi Xantoprotein, reaksi Millon, reaksi Biuret, dan reaksi
ninhidrin.
pada
uji adanya unsur c,h, dan o adalah untuk mengamati proses reaksi yang terjadi
adalah bau yang tercium, dan pada saat malakukan reaksi tersebut tercium bau
tersebut.
untuk
uji adanya atom n, sampel di di masukkan kedalam tabung reaksi dan terdapat
seprti bau amoniak dan kertas berubah menjadi warna biru.
untuk
uji adanya atom s adalah untuk mengetahui atau mengamati bau yang terdapat pada
reaksi tersebut. sampel yang direaksikan mengeluarkan bau yang menyengat dan
sedikit khitaman.
Pada
sampel kacang hijau dan kaldu diperoleh warna kuning kecoklatan, mungkin agak
tidak sesuai dengan teori yang dihasilkan, hal tersebut mungkin disebabkan oleh
ketidaktelitian dalam melakukan uji warna biuret tersebut. Untuk sampel putih
telur, dan susu sapi warna yang diperoleh adalah ungu sesuai dengan teori yang
telah ada bahwa didalam sampel tersebut mengandung unsur protein.
Pada
uji Ninhidrin, sampel dalam tabung reaksi ditambahkan larutan Ninhidrin 0,01 %
dan dikocok kemudian didihkan. Sampel yang membentuk warna biru-ungu atau
kuning maka sampel tersebut positif asam amino.
Uji
xanthoprotein dapat digunakan untuk menguji atau mengidentifikasi adanya
senyawa protein karena uji xantoprotein dapat menunjukan adanya senyawa
asam amino apabila larutan tersebut mengandung protein maka endapan putih
tersebut apabila dipanaskan akan berubah menjadi warna kuning atau jingga.
Uji Millon yang menggunakan
pereaksi Milon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat.
Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein maka akan menghasilkan
endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan.
Pada sampel kaldu dihasilkan warna putih. Sampel kacang hijau dan putih telur
dihasilkan warna merah, sedangkan untuk sampel , susu sapi, dan kaldu sapi dihasilkan warna kuning dan ungu
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Protein
adalah makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel makhluk hidup dan
merupakan 50% atau lebih berat kering sel. Protein ditemukan di dalam semua sel
dan semua bagian sel. Protein juga amat bervariasi ratusan jenis yang berbeda
dapat ditemukan dalam satu sel. . Protein ini disusun oleh asam-asam amino yang
juga mempunyai peranan penting dalam metabolisme zat hidup. Seperti yang
telah kita ketahui sebelumnya bahwa secara umum ada tiga gugus yang reaktif
pada asam amino yaitu gugus karboksil, gugus amino, dan gugus rantai samping.
·
Dalam
melakukan analisis dan identifikasi protein dapat dilakukan dengan cara uji
warna dan dengan melihat adanya endapan protein serta denaturasi dari protein tersebut.
5.2 Saran
dalam melakukan
praktikum sebaiknya para praktikan dapat melakukan semua percobaan yang ada,
agar benar benar faham dan mengerti.
JAWABAN PERTANYAAN
pertanyaan:
1. jelaskan
apa yang dimaksud dengan asam amino alfa dan ikatan peptida!
2. jelaskan
perbedaan antara polipeptidda dan protein!
3. apakah
reaksi ninhidrin dapat digunakan untuk menentukan asam amino secara
kuantitatis!
4. tulis
klasifikasi asam amino beserta anggotanya!
jawaban
:
1. Asam Amino
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang
memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan
amina (biasanya
-NH2). Dalam biokimia seringkali
pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α).
Ikatan Peptida :
Ikatan peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom karbon pada gugus karboksil suatu molekul berbagi elektron dengan atom
nitrogen pada gugus amina molekul lainnya. Reaksi yang
terjadi merupakan reaksi kondensasi, hal ini
ditandai dengan lepasnya molekul air ketika reaksi berlangsung. Hasil
dari ikatan ini merupakan ikatan CO-NH, dan menghasilkan molekul yang disebut
amida. Ikatan peptida ini dapat menyerap panjang gelombang 190-230 nm.
2. Polipeptida
merupakan polimer
yang tersusun dari beberapa peptida
hasil pengikatan gugus karboksil (COOH) dengan gugus amino.
Satu atau lebih polipeptida dapat membentuk protein,
contohnya enzim.
Protein
adalah senyawa organik kompleks dengan berat molekul tinggi, protein merupakan
polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan
ikatan peptida.
3. bisa. karena
reaksi ninhidrin dapat melakukan perubahan warna
4.
Klasifikasi
Asam Amino
Berdasarkan rantai sampingnya dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
·
Dengan rantai samping alifatik (asam amino non polar)
: Glisin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin.
·
Dengan rantai samping yang mengandung gugus hidroksil
(OH), (asam amino polar) : Serin, Treonin, Tirosin.
·
Dengan rantai samping yang mengandung atom sulfur
(asam amino polar) : Sistein dan metionin.
·
Dengan rantai samping yang mengandung gugus asam atau
amidanya(gugus R bermuatan negative) : Asam aspartat, Aspargin, Asam glutamate,
Glutamin.
·
Dengan rantai samping yang mengandung gugus basa
(gugus R bermuatan positif): Arginin, lisin, Histidin
·
Yang mengandung cincin aromatic : Histidin,
Fenilalanin, Tirosin, Triptofan.
·
Asam imino : Prolin.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Anna
Poedjiadi. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:
UI Press
Hart,H, 1990, KIMIA ORGANIK, alih bahasa: Sumanir Ahmadi, Erlangga, Jakarta
Haryanto.2004. Penuntun Praktikum Biokimia.
Program Program Studi Teknologi Hasil Pertanian.
Fakutas Pertanian. Universitas Mulawarman:Samarinda.
Ngili.2001. Acuan Pelajaran Kimia
SMU. Jilid 3. Penerbit Erlangga : Jakarta.
Robert 1986. Biokimia 1. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 66
0 komentar:
Posting Komentar