daftar riwayat hidup singkat
perkenalkan saya adalah yustinus rudi setiawan yang berasal dari kabupaten mukomuko provinsi bengkulu, saya berasal dari keluarga yang sangat bahagia dan saya mempunyai 2 saudara, saya mulai masuk sekolah dasar pada tahun 2000 di sd negri 15 teras terunjam, dan masuk di smp negri 06 penarik, kemudian melanjutkan di sma 06 teras terunjam. saat saya melanjutkan perguruan tinggi negri yang ada di kota bengkulu yaitu UNIVERSITAS BENGKULU dengan mengambil jurusan TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN, saat ini pada tahun 2015 bulan november saya sudah menempuh pendidikan kuliah mencapai semester 5.berikut biodata saya :
nama lengkap : Yustinus Rudi Setiawan
ttl : 06 februari 1994
j. kelamin : laki laki
agama : katholik
hobi : volly ball, travelling
saya juga menggunakan media sosial seperti facebook, twitter dan instagram. buat temen2 netizen yang mau join juga bisa.
facebook : disini
demikianlah daftar riwayat hidup singkat saya... terima kasih
pengertian ergonomi dari mesin broiler || teknik tata cara kerja
Posted in
Senin, 02 November 2015
TUGAS TEKNIK TATA CARA KERJA
Oleh
Nama : Rudi Setiawan
Npm : E1g013100
Kelas : Tip C
Dosen : Prof.Dr.Ir., M
Syaiful, Ms
TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
Soal : jelaskan
dan uraikan pengertian ergonomi dari mesin boiler ?
Pengertian ergonomi
Ergonomika
atau (kurang tepat) ergonomi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara
manusia dengan elemen-elemen lain dalam suatu sistem, serta profesi yang
mempraktekkan teori, prinsip, data, dan metode dalam perancangan untuk
mengoptimalkan sistem agar sesuai dengan kebutuhan, kelemahan, dan keterampilan
manusia.Ergonomi berasal dari dua kata bahasa Yunani: ergon dan nomos: ergon
berarti kerja, dan nomos berarti aturan, kaidah, atau prinsip. Pendapat lain
diungkapkan oleh Sutalaksana (1979): ergonomi adalah ilmu atau kaidah yang
mempelajari manusia sebagai komponen dari suatu sistem kerja mencakup
karakteristik fisik maupun nonfisik, keterbatasan manusia, dan kemampuannya
dalam rangka merancang suatu sistem yang efektif, aman, sehat, nyaman, dan
efisien.
Kohar
Sulistiadi dan Sri Lisa Susanti (2003)
menyatakan bahawa fokus ilmu ergonomi adalah manusia itu sendiri dalam arti
dengan kaca mata ergonomi, sistem kerja yang terdiri atas mesin, peralatan,
lingkungan dan bahan harus disesuaikan dengan sifat, kemampuan dan keterbatasan
manusia tetapi bukan manusia yang harus menyesuaikan dengan mesin, alat dan
lingkungan dan bahan.
Ilmu ergonomi mempelajari beberapa
hal yang meliputi:
·
Lingkungan kerja meliputi kebersihan, tata letak, suhu, pencahayaan,
sirkulasi udara , desain peralatan dan lainnya.
·
Persyaratan fisik dan psikologis
(mental) pekerja untuk melakukan sebuah pekerjaan: pendidikan,postur badan,
pengalaman kerja, umur dan lainnya
·
Bahan-bahan/peralatan kerja yang berisiko menimbulkan kecelakaan kerja:
pisau, palu, barang pecah belah, zat kimia dan lainnya
Interaksi
antara pekerja dengan peralatan kerja: kenyamanan kerja, kesehatan dan
keselamatan kerja, kesesuaian ukuran
alat kerja dengan pekerja, standar operasional prosedur dan lainnya Sasaran
dari ilmu ergonomi adalah meningkatkan prestasi kerja yang tinggi dalam kondisi
aman, sehat, nyaman dan tenteram. Aplikasi ilmu ergonomi digunakan untuk
perancangan produk, meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja serta
meningkatkan produktivitas kerja. Dengan mempelajari tentang ergonomi maka kita dapat mengurangi
resiko penyakit, meminimalkan biaya kesehatan,
nyaman saat bekerja dan meningkatkan produktivitas dan kinerja serta
memperoleh banyak keuntungan. Oleh karena itu penerapan prinsip ergonomi di
tempat kerja diharapkan dapat menghasilkan beberapa manfaat sebagai berikut:
·
Mengerti tentang pengaruh dari suatu
jenis pekerjaan pada diri pekerja dan kinerja pekerja
·
Memprediksi potensi pengaruh
pekerjaan pada tubuh pekerja
·
Mengevaluasi kesesuaian tempat kerja, peralatan kerja
dengan pekerja saat bekerja
·
Meningkatkan produktivitas dan upaya
untuk menciptakan kesesuaian antara kemampuan pekerja dan persyaratan kerja.
·
Membangun pengetahuan dasar guna mendorong
pekerja untuk meningkatkan produktivitas.
·
Mencegah dan mengurangi resiko timbulnya
penyakit akibat kerja
·
Meningkatkan faktor keselamatan kerja
Meningkatkan keuntungan, pendapatan,
kesehatan dan kesejahteraan untuk
individu dan institusi. Dengan melakukan penilaian ergonomi di tempat
kerja dapat diperoleh 3 keuntungan
yaitu:
·
Mengurangi potensi timbulnya kecelakaan
kerja
·
Mengurangi potensi gangguan kesehatan
pada pekerja
·
Meningkatkan produktivitas dan
penampilan kerja
Dalam pabrik kelapa sawit Ketel uap
(Boiler) merupakan jantung dari sebuah pabrik kelapa sawit. Dimana, ketel uap
ini lah yang menjadi sumber tenaga dan sumber uap yang akan dipakai untuk
mengolah kelapa sawit. disini kita akan membahas sedikit tentang ketel uap yang
digunakan dalam pabrik kelapa sawit
Sebelum kita membahas ketel uap yang
digunakan dipabrik kelapa sawit. ada baiknya kalau kita mengetahui dahulu apa
itu ketel uap dan berfungsi sebagai apa.
Ketel uap merupakan suatu alat konversi energi yang
merubah Air menjadi Uap dengan cara pemanasan dan panas yang dibutuhkan air
untuk penguapan diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada ruang bakar ketel
uap.
Hubungan antara ergonomi dengan
mesin boiler
1 (Satu) unit ketel (Steam Boiler)
diperlukan untuk proses pabrik kelapa sawit. Ketel dengan kapasitas 20.000
kg/jam, merupakan ketel pipa air (Water Tube Boiler) dan uapnya merupakan
“Superheated Steam” dan mempunyai temperatur 260°C dan tekanan 21 kg/cm².
Pada waktu mulai mengadakan “Pengeringan (Drying Out)”
ketel waktu pertama kali bahan bakar (kayu) dan chemical supaya disediakan
sendiri oleh Owner. Dan dengan adanya mesin boiler ini sangat mempermudahkan
manusia dalam mengolah sawit. Serta lebih menghemat biaya, tenaga, dan waktu
yang di kerjakan pun lebih cepat selesai apa bila di kerjakan dengan mesin boiler
tersebut
Spesifikasi
dari mesin boiler
Biasanya bolier yang digunakan di pabrik kelapa sawit
memiliki spesifikasi sebagai berikut:
- Kapasitas Uap : 20 Ton/jam
- Temperatur Uap : 280 C
- Tekanan Uap : 20 kg/cm2
- Temperatur air umpan : 90 C
- Effisiensi Ketel Uap : 75 %
- Pemakaian bahan bakar : 75% serabut dan 25% cangkang.
Bahan Bakar
Ketel Uap (boiler)
Agar kualitas uap yang dihasilkan
dari ketel uap sesuai dengan yang diinginkan/dibutuhkan maka dibutuhkan
sejumlah panas untuk menguapkan air tersebut, dimana panas tersebut diperoleh
dari pembakaran bahan bakar di ruang bakar ketel. Untuk mendapatkan pembakaran
yang sempurna didalam ketel maka diperlukan beberapa syarat, yaitu:
- Perbandingan pemakaian bahan bakar harus sesuai (cangkang dan serabut)
- Udara yang dipakai harus mencukupi
- Waktu yang diperlukan untutk proses pembakaran harus cukup.
- Panas yang cukup untuk memulai pembakaran
- Kerapatan yang cukup untuk merambatkan nyala api
Dalam hal
ini bahan bakar yang digunakan adalah serabut dan cangkang, Adapaun alasan
mengapa digunakan serabut dan cangkang sebagai bahan bakar adalah :
·
Bahan bakar cangkang dan serabut cukup tersedia dan
mudah diperoleh dipabrik.
·
Cangkang dan serabut merupakan limbah dari pabrik
kelapa sawit apabila tidak digunakan.
·
Nilai kalor bahan bakar cangkang dan serabut memenuhi
persyaratan untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan.
·
Sisa pembakaran bahan bakar dapat digunakan serbagai
pupuk untuk tanaman kelapa sawit.
·
Harga lebih ekonomis.
karya tulis menghitung jumlah bakteri || mikrobiologi industri
Posted in
Label:
laporan praktikum
Selasa, 09 Juni 2015
KARYA TULIS ILMIAH
MIKROBIOLOGI INDUSTRI
“MENGHITUNG JUMLAH BAKTERI DAN
ISOLASI BAKTERI”
Oleh :
NAMA : Rudi
Setiawan
NPM :
E1G013100
PRODI : TIP
KELOMPOK : 3
NAMA
KELOMPOK : 1. Eko Rohmadi (E1g013083)
2. M.Agus Subiyantoro (E1g013091)
3. Nicken Ayu Lentari (E1g013015)
4. Dunalco M Manurung (E1g013108)
5. Riyan Hidayat ( E1g013102)
DOSEN : 1. Ir.
Hassanuddin,. M.Sc
2. Fitri Electrika, S.Tp., M.Sc
CO-ASS : DAMSE MARBUN
PROGRAM
STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
JURUSAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada :ĂŒntuk co-ass praktikum mikrobiologi industri yang sudah mendampingi kami dalam kegiatan
praktikum, ĂŒntuk Teman-teman yang selalu memberikan dukungan baik moril
maupun materil.
Serta semua
pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan laporan praktikum ini.Semoga kita
semua selalu mendapatkan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Kami menyadari bahwa laporan
ini masih jauh dari apa yang diharapkan. Kritik dan saran para pembaca dapat
membantu kami untuk mengembangkan karya tulis ini.
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN..............................................................................
1.1 Latar belakang....................................................................................
1.2 Rumusan masalah................................................................................
1.3 Tujuan praktikum...............................................................................
1.4 Manfaat praktikum.............................................................................
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................
BAB
III METODOLOGI..............................................................................
A. STERILISASI ALAT........................................................................
B.
MENGHITUNG
JUMLAH BAKTERI..........................................
C.
PEMBUATAN
MEDIUM.................................................................
D.
PEMBUATAN
BAHAN....................................................................
E.
MENGHITUNG
BAKTERI.............................................................
F.
ISOLASI
BAKTERI..........................................................................
G. ISOLASI BAKTERI I.......................................................................
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................
5.1 kesimpulan..................................................................................................................
5.2
saran...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
LAMPIRAN...................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.1.1
Sterilisasi Alat
Sterilisasi adalah cara
untuk mendapatkan suatu kondisi bebas mikroba atau setiap proses yang dilakukan
baik secara fisika, kimia, dan mekanik untuk membunuh semua bentuk kehidupan
terutama mikroorganisme. Dalam bidang mikrobiologi baik dalam pengerjaan
penelitian atau praktikum, keadaan steril merupakan syarat utama berhasil atau
tidaknya pekerjaan kita dilaboratorium. Pengetahuan tentang prinsip dasar
sterilisasi dan desinfeksi sangat diperlukan untuk melakukan pekerjaan di
bidang medis yang bertanggung jawab. Cara sterilisasi dan desinfeksi yang baru
banyak diperkenalkan, namun masih tetap digunakan cara-cara dan beberapa bahan
seperti digunakan berabad lalu. Berdasar dari hal tersebut diatas, maka
diadakanlah praktikum “Sterilisasi” ini guna memberikan pemahaman kepada kita
tentang hal-hal yang berkaitan dengan sterilisasi serta menambah pengetahuan
dan keterampilan kita tentang teknik atau tata cara sterilisasi dalam
mikrobiologi.
1.1.2
Pembuatan
medium
Mikrobiologi adalah sebuah cabang
dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme atau jasad renik. Objek
kajiannya adalah semua makhluk (hidup) yang tidak dapat dilihat jelas dengan
mata tanpa menggunakan alat bantu seperti mikroskop, khususnya bakteri, fungi,
alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga dimasukkan walaupun
sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup.Mikrobiologi
dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat penting
dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasi anggur
dan membuat serum rabies. Perkembangan biologi yang pesat pada abad ke-19
terutama dialami pada bidang ini dan memberikan landasan bagi terbukanya bidang
penting lain seperti biokimia.Penerapan mikrobiologi pada masa kini masuk dalam
berbagai bidang dan tidak dapat dipisahkan dari cabang lain karena diperlukan
juga dalam bidang farmasi, kedokteran, pertanian, ilmu gizi, teknik kimia,
bahkan hingga astrobiologi dan arkeologi.
1.1.3
Pembuatan
bahan
Pembuatan
media cair dengan cara mendidihkan media NA dimana NA mempunyai komposisi yang
terdiri dari ekstrak agar-agar yang didalamnya mengandung protein, karbohidrat,
vitamin, juga terdapat faktor pertumbuhan yang tidak mampu disintesis oleh
mikroorganisme. Menurut Waluyo bahwa mikroba dapat menembus medium kapas yang
hidup didalam medium kaldu atau medium NA. Hal ini disebabkan karena medium
mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroba dan mengangkat asam amino,
vitamin atau nukleotida. Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut
inokulum. Dengan menginokulasi medium agar nutrien (nutrient agar) dengan metode cawan gores atau dengan metode cawan
tuang, sel-sel mikroba itu akan terpisah sendiri-sendiri. Jika dua sel pada
inokulum asal terlalu berdekatan letaknya pada medium agar, maka koloni yang
terbentuk dari masing-masing sel dapat bercampur dengan sesamanya, atau paling
tidak bersentuhan, jadi massa sel dapat diamati dala medium agar, bukanlah
suatu biakan yang murni
1.1.4
Menghitung
Bakteri
Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk koloni dapat
dianggap bahwasetiap koloni yang tumbuh berasal dari satu sel,
maka dengan menghitung jumlah koloni dapat diketahui penyebaran bakteri
yang ada pada bahan. Jumlahmikroba pada
suatu bahan dapat dihitung dengan berbagai macam cara,tergantung pada bahan dan
jenis mikrobanya. Ada 2 macam cara perhitungan jumlah
mikroba/bakteri, yaitu perhitungan secara langsung dan tidak
langsung.Perhitungan jumlah mikroba secara langsung yaitu jumlah mikroba
dihitungsecara keseluruhan, baik yang mati atau yang hidup sedangkan
perhitungan jumlah miroba secara tidak langsung yaitu jumlah mikroba
dihitung secarakeseluruhan baik yang mati atau yang hidup atau hanya untuk
menentukan jumlah mikroba yang hidup saja, ini tergantung cara-cara yang
digunakan. Untuk menentukan jumlah miroba yang hidup dapat dilakukan setelah
larutan bahanatau biakan mikroba diencerkan dengan faktor pengenceran tertentu
danditumbuhkan dalam media dengan cara-cara tertentu tergantung dari macam
dansifat-sifat mikroba.Banyak metode yang digunakan dalam menaksir secara
kuantitatif dari suatupopulasi bakteri. Namun, ada dua metode yang paling
sering digunakan yaitu metode hitung koloni di cawan petri.
1.1.5
Pembuatan
bahan untuk isolasi bakteri
Dalam kajian mikrobiologi yang berhubungan dengan sumber bakteri adalah mikrobia tanah, air, makanan dan
udara. Pemahaman mengenai bakteri yang diinokulasikan merupakan hal yang wajib. Inokulasi bakteri termasuk pula di dalamnya adalah prinsip untuk membuat lingkungan medium menjadi semirip mungkin dengan medium aslinya. Prinsip kerja
isolasi bakteri cukup sederhana yakni dengan menginokulasikan sejumlah kecil
bakteri pada suatu medium tertentu yang dapat menyusung bakteria. Sejumlah
kecil bakteri ini didapat dari bermacam-macam tempat Tergantungdari tujuan
inokulasi.
1.1.6
Isolasi
bakteri (teknik goresan dan teknik agar miring)
Populasi mikroba di alam tidak terpisah sendiri menurut jenisnya,
tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Populasi bakteri ini di dalam
laboratorium dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis
yang dapat dipelajari morfologinya, sifat dan kemampuan biokimiawinya. Dalam
mempelajari mikroba tidak bisa dilakukan secara kasat mata. Sedangkan dalam
suatu lokasi yang menurut manusia sudah cukup kecil, di sana masih terdapat
bakteri dalam jumlah besar dan juga bermacam–macam jenisnya. Selain itu, di
alam mikrobia pada umumnya tidak hidup tersendiri sebagai individu tunggal dan
terlepas dari spesies yang lain, mikroba lebih sering ditemukan dalam bentuk
koloni dan bersama-sama dengan mikroba yang lain
1.2 Rumusan masalah
·
Bagaimanakah cara membuat media tumbuh
media ?
·
Bagaimanakah cara melakukan sterilisasi
alat yang akan digunakan untuk menumbuhkan koloni bakteri ?
·
Bagaimanakah cara menghitung jumlah
bakteri ?
·
Apa tujuan dilakukannya isolasi bakteri
?
1.3 Tujuan praktikum
1. Mengetahui
cara pembuatan media
2. Mengetahui
cara dan macam macam sterilisasi
3. Agar
mahasiswa dapat melakukan perhitungan bakteri
4. Melatih
mahasiswa agar mampu memisahkan mikroorganisme dari suatu substrat ke substrat
lain atau dari suatu biakan campuran hingga diperoleh biakan yang murni
(mengisolasi bakteri).
1.4 Manfaat praktikum
Manfaat
prkatikum ini adalah untuk mengetahui jenis bakteri yang terdapat pada bahan
yakult.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Sterilisasi Alat
Sterilisasi
yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk
kehidupan. Sterilisasi sangat diutamakan baik
alat-alat yang dipakai maupun media. Misalnya dalam
penanaman material dalam media, dimana cawan petri, ose maupun media
yang digunakan tidak steril, maka sangat tidak mungkin untuk
membedakan apakah bakteri atau jamur berhasil diisolasi tersebut berasal dari
alat atau media yang digunakan. Suatu alat atau bahan dikatakan steril bila
alat atau bahan tersebut bebas dari mikroba, baik dalam bentuk
vegetatif maupun spora. Sedangkan tindakan untuk membebaskan alat
atau media dan jasad renik disebut dengan sterilisasi (Bhima, 2010).
Pada
umumnya banyak peralatan yang digunakan di laboratorium yang terbuat dari bahan
gelas. Kelebihan dari bahan gelas ini antara lain adalah bahan gelas
tidak mudah bereaksi dengan hampir semua bahan kimia, gelas bersifat bening
sehingga memudahkan pengamatan terhadap warna dan isi cairan yang terdapat
didalamnya. Gelas juga tahan terhadap perubahan suhu, mudah
dibersihkan karena sifatnya yang licin dan tidak terlalu berat karena berat
jenisnya relatif rendah. Sedangkan kekurangannya adalah mudah pecah
sehingga harus hati-hati dalam menggunakannya (Gede, 2010).
Selain
dengan menggunakan oven, sterilisasi kering juga dapat dilakukan dengan memakai
api gas dengan nyala api tidak berwarna atau api dari lampu
spiritus. Cara ini sangat sederhana, cepat dan menjamin sterilisasi
bahan / alat yang disterilkan. Akan tetapi sterilisasi ini hanya
dapat dilakukan untuk beberapa alat / bahan saja. Yang dapat
disterilkan dengan cara ini adalah benda-benda logam (pinset, penjepit krus),
gelas / porselin (sudip, batang pengaduk, kaca arloji,dan lain-lain). Seluruh
permukaan alat harus berhubungan langsung dengan api selama tidak kurang dari
20 detik (Hadioetomo, 1993).
2.2 Pembuatan medium
Medium adalah suatu bahan yang terdiri
atas campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan bakteri. Selain untuk
menumbuhkan bakteri, medium dapat digunakan pula untuk isolasi, memperbanyak,
pengujian sifat-sifat fisiologi, dan perhitungan mikroba. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi medium berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk
menyusun komponen sel. Dengan medium pertumbuhan dapat dilakukan isolat
mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya (Indra, 2008)
Istilah
bakteri berasal dari kata bakterion (bahasa yunani) yang berarti tongkat atau
batang. Morfilogi bakteri terbagi atas 3 macam yaitu, pertama bentuk basil atau
basillus, basil berbentuk seperti tongkat pendek agak silindris bentuk basil
hampir meliputi seluruh bakteri, bentuk coccus (bulat). Kedua bentuk coccus
adalah bentuk bakteri seperti bola-bola kecil, pada golongan ini tidak sebanyak
pada golongan berbentuk basil. Ketiga adalah bentuk spiril (spiral),
bentuk spiril adalah bentuk bakteri yang berbentuk seperti spiral atau panjang
berbengkok-bengkok (Ammi, S. 2005).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan
dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan
untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai
susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.
Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang
hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula.
Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks
yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya
(Volk, dan Wheeler,1993)
2.3 Pembuatan bahan
Agar
mikroba dapat tumbuh dengan baik pada suatu media harus memenuhi syarat-syarat
antara lain harus mempunyai tekanan osmosi, tegangan permukaan dan pada pH yang
sesuai kebutuhan mikroba yang dibutuhkannya, harus mengandung semua zat hara
yang mudah dipergunakan oleh mikroba, tidak mengandung zat-zat yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum
digunakan agar mikroba yang diinginkan dapat tumbuh dengan baik (Dwidjoseputro
1998)
Bahan
yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum. Dengan menginokulasi medium
agar nutrient dengan metode cawan gores atau metode cawan tuang, sel-sel
mikroba itu akan terpisah sendiri-sendiri. Jika dua sel pada inokulum asal
terlalu berdekatan letaknya pada medium agar, maka koloni yang terbentuk dari
masing-masing sel dapat bercampur dengan sesamanya , atau paling tidak
bersentuhan, jadi masa sel dapat diamati dalam medium agar, bukanlah suatu
biakan yang murni. (Pelczar,2008)
Media
adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang
berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam media dapat
dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan
perhitungan juimlah mikroba. (Trianda. 2011).
2.4 Menghitung Bakteri
Perhitungan
jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji kualitatif
koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji
kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap. Waktu,
mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji
kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode
cawan petri (metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada anggapan
bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni yang
merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat
pada sampel) seperti yang dilakukan pada percobaan ini (Talaro K.P.1999).
Pada
tiap perhitungan bakteri ketepatan berkurang dengan meningkatnya konsentrasi
sel-sel. Begitu halnya bila jumlah yang dihitung terlalu kecil. Bahan yang
mengandung sejumlah bakteri (kira-kira lebih dari 104/ml) biasanya
diencerkan dari 1:105 atau lebih tergantung pada bahan pemeriksaan
atau metode hitung, sehingga hasil hitungan yang diperoleh dapat diandalkan dan
memudahkan perhitungan. Perhitungan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
perhitungan secara langsung dan perhitungan secara tidak langsung (Stanier.
1982.).
Mikroorganisme
adalah makhluk yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat dibawah mikroskop.
Salah satu jenis mikroorganisme adalah bakteri. Bakteri merupakan organisme
uniselular yang tumbuh dengan cara pembelahan biner yaitu satu sel membelah
secara simetris. Untuk mempermudah penghitungan koloni diperlukan pengetahuan
mengenai morfologi bakteri tersebut sehingga media pertumbuhan yang akan
digunakan sesuai dengan sifat bakteri tersebut. Kehadiran mikrobia pada makanan
dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Ada hasil metabolisme spesies
mikrobia tertentu pada makanan dibutuhkan dan digemari oleh manusia. Analisis
kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan penting dilakukan untuk mengetahui
mutu bahan pangan, dan proses yang akan diterapkan pada bahan pangan tersebut.
Ada beberapa cara untuk mengukur atau menghitung mikrobia yaitu dengan
perhitungan jumlah sel, perhitungan massa sel secara langsung, dan pendugaan
massa sel secara tak langsung. Perhitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan 3
metode yaitu dengan hitungan mikroskopik, MPN (Most Probable Number), dan
hitungan cawan. Dari ketiga metode tersebut metode hitungan cawan paling banyak
dan mudah digunakan. Oleh karena itulah, pada acara praktikum mikrobiologi
dasar untuk perhitungan koloni kali ini menggunakan metode hitungan cawan
(Fardiaz, 1989).
2.5 Pembuatan bahan untuk isolasi
bakteri
Media agar merupakan substrat yang sangat baik untuk
memisahkan campuran mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi
terpisah-pisah. Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme
pada media agar memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya,
juga memungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok
massa sel yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Bahan yang diinokulasikan pada
medium disebut inokulum, dengan menginokulasi medium agar nutrient denganmetode
cawan gores atau media cawan tuang, sel-sel mikroorganisme akan terpisah
sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel mikroba individu memperbanyak diri
secara cepat sehingga dalam waktu 18-24 jam terbentuklah massa sel yang dapat
dilihat dan dinamakan koloni. Koloni dapat terlihat oleh mata telanjang. Setiap
koloni merupakan biakan murni satu macam mikroorganisme (Brooks, dkk. 2007.).
Mikroorganisme
dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium.
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme
tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme
yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang
sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon
organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium
yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan
kompleks lainnya (Schegel, G.H, 1993,
Medium adalah bahan yang terdiri
dari campuran zat-zat untuk menambahkan mikroba. Selain itu juga berguna untuk
isolasi sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba dalam suatu
bahan.Medium pembiakan yang digunakan untuk mengembangbiakkan bakteri di
laboraturium dapat dibedakan dalam:medium pembiakan dasar,medium pembiakan
penyubur,medium pembiakan selektif,dan cara mendapatkan biakan murni (Tortora. 2004.,)
2.6 Isolasi bakteri (teknik goresan dan
teknik agar miring)
Isolasi
suatu mikroba ialah memindahkan mikrobia tersebut dari lingkungannya di alam
dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Faktor-faktor yang
perlu diperhatikan dalam melakukan isolasi mikrobia adalah sifat jenis mikrobia
yang akan diisolasi tempat hidup atau mikrobia tersebut, medium untuk
pertumbuhan yang sesuai, cara inkubasi mikrobia, cara menanam mikrobia, cara
menguji bahwa mikrobia yang diisolasikan telah berupa biakan murni dan sesuai
dengan yang dimaksud. Banyak cara yang dilakukan untuk isolasi mikrobia.
Cara-cara isolasi yaitu dapat dengan cara goresan (streak plate method) dan cara taburan (Sainbury, D. 2001)
Identifikasi
mikrobia adalah salah satu tugas yang lazim dilakukan di laboratorium. Di
laboratorium diagnosti penyakit. Isolasi dan pencirian mikrobia yang berasal
dari penderita penyakit harus dilaksanakan dengan cepat dan tepat sehingga
pengobatan dapat diberikan sedini mungkin. Pencirian mikroorganisme yang
diisolasi dari makanan atau minuman yang terlibat dalam pencemaran makanan
harus dilakukan secepat mungkin agar wabah keracunan akibat makanan atau
minuman yang tercemar dapat dihentikan (Waluyo 2005)
Beberapa
cara atau metode yang dikenal untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan
campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan
gores dan metode cawan tuang. Metode tersebut didasarkan pada prinsip
pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu, dengan anggapan
bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat
diamati (Soetarto. 1995).
BAB
III
METODOLOGI
I . STERILISASI ALAT
Alat yang di sterilkan
·
Erlenmeyer 250 ml dan 500 ml
·
Petri
Dish
·
Labu ukur
·
Oven
·
Pipet tetes
·
Tabung reaksi
·
Sudip
I. MENGHITUNG JUMLAH BAKTERI
I. PEMBUATAN MEDIUM
Alat dan bahan
·
Erlenmeyer
·
Nutrien Agar
·
Aquades
·
Autoclave
·
Timbangan
·
Kapas
·
Kertas
·
Karet gelang
Cara kerja
1. Timbang
Nutrien Agar sebanyak 2,5 gr
2. Sediakan
aquades 100 ml dan tuangkan ke dalam erlenmeyer
3. Masukkan
Nutrien Agar kedalam erlenmeyer yang berisi aquades lalu homogenkan
4. Tutup
dengan kapas, kemudian tutup dengan kertas dan ikat dengan karet gelang dengan
erat.
5. Masukan
kedalam autoclave, kemudian tutup autoclave dengan rapat, hubungkan dengan
listrik, kemudian tunggu suhu hingga sampai 121 lb.
6. Setelah
suhu mencapai 121 lb, tunggu 15 menit (proses pembunuhan bakteri) lalu cabut
colokan, autoclave jangan langsung dibuka tunggu sampai suhunya turun hingga 35
°C.
7. Setelah
suhunya turun sampai 35 °C angkat dari autoclave
kemudian simpan di suhu ruang biarkan sampai 2 x 24 jam atau hingga Nutrien
agarnya membeku.
II. PEMBUATAN BAHAN
Alat dan bahan
Sampel
(misalnya yakult)
·
Aquades
·
Tabung reaksi 5 buah
·
Petri dish 5 pasang (kecil dan besar)
·
Pipet tetes
·
Labu ukur
·
Nutrien Agar yang sudah dibekukan
·
Kapas
·
Karet gelang
·
Kertas
Cara kerja
1. Medium
N.A (Nutrient agar) direbus dipanci terbuka, sampai medium jadi encer kembali
(larutan), dinginkan sampai 35 ÂșC (hangat hangat kuku)
2. Siapkan
lampu spritus dan nyalakan
3. Siapkan
5 tabung reaksi, 5 pasang petri dish, rak tabung reaksi, pipet tetes, kertas
tempel, gelas ukur 10 ml atau 5 ml, corong kecil, karet gelang, kapas, kertas
bahan tulis
4. Alat
dan bahan diletakan disekitas lampu spritus
5. Jika
ada alat yang mau di sterilkan celupkan ke alkohol 70 %, lalu dilintaskan di
atas lampu spritus
6. Siapkan
20 gr bahan (sampel) ditambah dengan 180 ml aquades, dihomogenkan (sebagai 10-1)
7. Isi
masing-masing 5 tabung reaksi dengan 9 ml aquades
8. Kasih
tanda ke lima tabungreaksi dan petrisdish tersebut (10-2, 10-3,
10-4, 10-5 dan 10-6)
9. Untuk
petridish 10-2, 10-3, 10-4, 10-5 dan
10-6 isi Nutrient Agar (NA) 10 ml ke masing-masimg petridish.
10. Ambil
1 ml dari 10-1 dan masukan ke tabung 10-2, kemudian ambil
dari tabung reaksi 10-2 1 ml dan masukan kedakam tabung reaksi 10-3,
dari tabung reaksi 10-3 masukan 1 ml kedalam tabung reaksi 10-4,
dari tabung reaksi 10-4 masukan 1 ml kedalam tabung reaksi 10-5,
dan dari tabung reaksi 10-5 masukan 1 ml kedalam tabung reaksi 10-6,
kesemua tabung tersebut homogenkan.
11. Tabung
reaksi 10-2 tuangkan kedalam petridish 10-2, Tabung
reaksi 10-3 tuangkan kedalam petridish 10-3, Tabung
reaksi 10-4 tuangkan kedalam petridish 10-4, Tabung
reaksi 10-5 tuangkan kedalam petridish 10-5 dan
Tabung reaksi 10-6 tuangkan kedalam petridish 10-6.
12. Tutup/
lapisi dengan kertas, homogenkan, kemudian balik, inkubasi 2 x 24 jam (2 hari)
13. Setelah
2 x 24 jam, lakukan penghitungan bakteri/koloni.
III. Menghitung Bakteri
·
Alat dan bahan
·
Sudip
·
Sediakan petridish yang diberi label 10-2,
10-3, 10-4, 10-5 dan 10-6, dari
praktikum sebelumnya
·
Kertas catatan
·
Pena alat tulis
Cara kerja
1. Petridish
yang diberi label 10-2, 10-3, 10-4, 10-5 dan
10-6, kertas pembungkusnya dibuka (dari praktikum sebelumnya).
2. Setelah
dibuka penutup Petridish tersebut, kemudian amati bakteri/koloni yang terdapat
di petridish tersebut kemudian hitung bakteri/koloni tersebut dengan cara beri
tanda titik-titik pada kertas yang sudah disediakan untuk memudahkan
penghitungan bakteri/koloninya.
3. Petridish
yang dihitung koloninya adalah antara 25-250 koloni, kecil dan besar dari itu
tidak usah dihitung, dengan rumus :
Jumlah bakteri/gram sample = jumlah
koloni x factor pengenceran
Misalnya yang terdapat pada petridish
200 koloni dari pengenceran 10-3
= = 10.000 per gram sampel
Maka jumlah koloni 10-3 koloni
dalam 20 gram = 1,0 x 10-4 bakteri/gram
Jumlah bakteri yang didapat adalah angka
rata-rata dari petridish yang di amati.
II.
ISOLASI
BAKTERI
Pembuatan
medium
·
Alat dan bahan
·
Petri dish
·
Erlenmeyer
·
N.A (Nutrient Agar)
·
Aquades
·
Kapas
·
Kertas
·
Karet gelang
·
autoclave
Cara kerja
Pembuatan medium Agar
1.
Timbang N.A (Nutrient Agar) sebanyak 5
gr
2.
Masukan aquades 200 ml kedalam
erlenmeyer
3. Masukkan
Nutrien Agar kedalam erlenmeyer yang berisi aquades lalu homogenkan
4. Tutup
dengan kapas, kemudian tutup dengan kertas dan ikat dengan karet gelang dengan
erat.
5. Masukan
kedalam autoclave, kemudian tutup autoclave dengan rapat, colokan dengan listrik,
kemudian tunggu suhu hingga sampai 121 lb.
6. Setelah
suhu mencapai 121 lb, tunggu 15 menit (proses pembunuhan bakteri) lalu cabut
colokan, autoclave jangan langsung dibuka tunggu sampai suhunya turun hingga 35
°C.
7. Setelah
suhunya turun sampai 35 °C angkat dari
autoclave kemudian simpan di suhu ruang biarkan sampai 2 x 24 jam atau hingga
Nutrien agarnya membeku.
ISOLASI
BAKTERI I
Alat
dan bahan
·
Petri dish
·
Erlenmeyer 1 pasang (besar dan kecil)
·
N.A (Nutrient Agar) yang sudah membeku
·
Aquades
·
Kapas
·
Kertas
·
Karet gelang
·
Autoclave
·
Rak tabung reaksi
·
Sudip
·
Lampu spritus
·
Alkohol 70 %
·
Kertas label
·
Petridish yang
Sebelum di isolasi bakteri perlu dimurnikan:
1.
Ambil 1 koloni bakteri yang baik,
murnikan dengan metoda goresan pada N.A pada petridish kemudian inkubasi pada
temperatur 35 ÂșC selama 2x 24 jam
2.
Ambil 1 koloni tunggal yang murni,
isolasikan pada agar miring inkubasi selama 2 x 24 jam pada temperatur 35 ÂșC
Cara
kerja: Metoda goresan pada N.A ( pada petridish)
1. Medium
N.A (Nutrient agar) direbus dipanci terbuka, sampai medium jadi encer kembali
(larutan), dinginkan sampai 35 ÂșC (hangat-hangat kuku).
2. Siapkan
lampu spritus dan nyalakan
3. Siapkan
1 buah tabung reaksi, 1 pasang petri dish, rak tabung reaksi, pipet tetes,
kertas tempel, gelas ukur 10 ml atau 5 ml, corong kecil, karet gelang, kapas,
kertas bahan tulis
4. Alat
dan bahan diletakan disekitas lampu spritus
5. Jika
ada alat yang mau di sterilkan celupkan ke alkohol 70 %, lalu dilintaskan di
atas lampu spritus
6. N.A
(Nutrient Agar) yang sudah encer tersebut masukan 10 ml kedalam petridish
kemudian tutup, tunggu sampai membeku (± 15 menit).
7. Setelah
membeku ambil 1 koloni bakteri yang baik dari petridish dari praktikum
sebelumnya (petridish yang sudah dihitung koloni nya), angkat bakteri tersebut
menggunakan sudip kemudian goreskan secara zig-zag di atas permukaan petridish.
8. Beri
tanda awal dan akhir terhadap goresan tersebut.
9. Setelah
digoreskan tutup kembali, lalu tutup dengan kertas dan ikat dengan karet
gelang, inkubasi 2 x 24 jam.
Cara kerja: Agar miring (pada
tabung reaksi)
1. N.A
(Nutrient Agar) yang sudah encer tersebut masukan 8 ml kedalam tabung reaksi
kemudian tutup menggunakan kapas,
2. Tabung
reaksi tersebut masukan kedalam rak, kemudian masukan kedalam autoclave, tutup
autoclave, hubungkan dengan listrik.
3. Tunggu
suhunya sampai 121 lb, Setelah suhu mencapai 121 lb, tunggu 15 menit (proses
pembunuhan bakteri) lalu cabut colokan, autoclave jangan langsung dibuka tunggu
sampai suhunya turun hingga 35 °C.
4. Setelah
suhunya turun sampai 35 °C angkat dari
autoclave kemudian miringkan jangan sampai nutrient agar mengenai kapas
penutup, kemudian simpan di suhu ruang inkubasi setelah 2 x 24 jam.
5. Setelah
2 x 24 jam, lakukan teknik Agar miring dengan mengambil goresan terakhir pada
teknik goresan N.A (pada petridish) kemudian angkat menggunakan sudip dan
goreskan secara zig-zag diatas permukaan tabung reaksi, inkubasi 2 x 24 jam.
6. Setelah
2 x 24 jam amati apa yang terjadi, apakah bakteri Aerob atau Anaerob.
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1 Sterilisasi Alat
Untuk
percobaan sterilisasikan alat adalah hanya mensterilkan alat alat yang akan
digunakan untuk melakukan percobaan selanjutnya. Untuk mensterilkan alat
dilakukan selama 2 x 24 jam, yaitu alat tersebut dimasukkan kedalam oven.alat
alat yang disterilkan adalah erlenmeyer 250 ml dan 500 ml, tabung reaksi,
petridisk,sudip, dan labu ukur.
4.2 Pembuatan medium
Untuk
percobaan dalam pembuatan medium yaitu mencampurkan nutrien agar sebanyank 2,5
gram kedalam erlenmeyer 250 ml yang dicampur dengan aquades sebanyak 100ml. Pembuatan
medium dilakukan dengan melarutkan semua bahan dalam akuades, diurutkan sesuai
prosedur, dan dipanaskan sampai semua bahan larut. selama pencampuran medium dilakukan
pengadukan agar tercampur homogen.
Sterilisasi
medium yang dilakukan yaitu dengan menggunakan autoclave. Prinsip kerja
autoclave adalah uap panas bertekanan (suhu 121o C selama 15).
4.3 Pembuatan bahan
Pada percobaan
praktikum kali ini bahan yang digunakan untuk praktikum adalah yakult.Yakult
adalah bahan pengamatan pada paraktikum ini merupakan produk susu fermentasi
dengan menggunakan starter tunggal yaitu Lactobacillus casei.
Kecepatan pertumbuhan bakteri ini tergolong cukup lambat dibandingkan
dengan Dornic atau 0,5% asam laktat bakteri sejenisnya yaitu berkisar 50
setelah 48 jam. Bakteri Lactobacillus casei berbentuk batang tunggal
dan termasuk golongan bakteri heterofermentatif, fakultatif, mesofilik, dan
berukuran lebih kecil dari pada Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus
acidophillus, dan Lactobacillus helveticus
4.4 Menghitung Bakteri
5
Tabel hasil pengamatan perhitungan
bakteri
Pelabelan
|
Jumlah bakteri
perhitungan langsung
|
Jumlah bakteri
perhitungan rumus
(bakteri/gram)
|
10-2
|
520
|
|
10-3
|
100
|
5000
|
10-4
|
170
|
85.000
|
10-5
|
221
|
1.105.000
|
10-6
|
720
|
|
pada praktikum
menghitung bakteri dari tabung reaksi reaksi yang dapat dihitung bakterinya
hanya pada tabung reaksi 10-3, 10-4,10-5, ini
dikarenakan jumlah bakteri yang terdapat pada tabung tersebut tidak kurang dari
100 koloni dan tidak lebih dari 250 koloni bakteri. Untuk bakteri pada 10-3
medapatkan hasil perhitungan bakteri daengan jumlah 5000 bakteri, 10-4
mendapatkan 85.000, dan 10-5 mendapatkan 1.105.000 bakteri.
kemudian dari hasil perhitungan
bakteri yang kami lakukan, kami memasukan kedalam rumus dengan cara sebagai
berikut;
v Terdapat
pada petridish 520 koloni dari Pengenceran , maka :
= 520 x 102 = 2.600 koloni/gram
= 520 x 102 = 2.600 koloni/gram
v Terdapat
pada petridish 100koloni dari Pengenceran , maka :
= 100 x 103 = 5.000 koloni/gram
= 100 x 103 = 5.000 koloni/gram
v Terdapat
pada petridish 170 koloni dari Pengenceran , maka :
= 170 x 104 = 85.000 koloni/gram
= 170 x 104 = 85.000 koloni/gram
v Terdapat
pada petridish 220koloni dari Pengenceran , maka :
= 240 x 105 = 1.100.000 koloni/gram
= 240 x 105 = 1.100.000 koloni/gram
v Terdapat
pada petridish 720 koloni dari Pengenceran , maka :
=720 x 106 = 36.000.000 koloni/gram
=720 x 106 = 36.000.000 koloni/gram
4.5 Pembuatan bahan untuk isolasi
bakteri
Praktikum
ini yaitu hanya membuat bahan untuk mengisolasikan dengan cara menambahkan
nutrien agar kedalam aquades kemudian dimasukkan kedalam auto clave dengan suhu
121 lb. Kemudian bahan tersebut didiamkan selama 2x 24 jam.
4.6 Isolasi bakteri (teknik goresan dan
teknik agar miring)
Pada
praktikum kali, metode isolasi menggunakan teknik goresan dan teknik agar
miring. Dalam suatu substrat atau media dapat tumbuh lebih dari satu jenis
mikroorganisme, dengan demikian kemudian dikembangkan satu teknis pemisahan
yang disebut teknik isolasi, sehingga diperoleh hasil atau biakan yang hanya
terdiri dari satu jenis mikroorganisme saja yang disebut biakan murni.
Teknik goresan maksudnya adalah mikroorganisme
yang berada dalam suspensi atau suatu padatan, lalu dengan jarum inokulasi
diambil dan dioleskan pada medium tertentu.
Melihat hasil yang didapat,
yakult mengandung bakteri aerob, karena koloni bakteri yang terdapat pada
tabung reaksi berad di permukaan medium.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1
kesimpulan
·
Pembuatan media dilakukan dengan
mencampurkan bahan nutrien agar dengan aquades yang di aduk ingga homogen
·
Sterilisasi dilakukan didalam oven
selama 2x24 jam. Sterilisasi dilakukan dengan cara pemanasan dan penyinaran
pada alat.
·
Perhitungan secara tidak langsung
dipakai untuk menentukan jumlah mikroba keseluruhan baik yang hidup maupun yang
mati atau hanya untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup saja tergantung pada
cara yang dipergunakan. Diantaranya berdasarkan jumlah koloni (plate count)
yaitu dengan membuat suatu pengenceran bahan dengan kelipatan 10
·
Pemisahan bakteri dilakukan dengan cara
mengambil koloni dengan menggunakan alat seperti jarum dan di pindahkan ke
kaca.
5.2 saran
Semoga
bahan yang akan di praktikumkan di sediakan oleh laboratorium dan alat alatnya
harus lebih bagus lagi.
4.7
DAFTAR
PUSTAKA
Ammi, S.
2005. Pembuatan media agar dan sterilisasi. Jurnal
Mikrobiologi. Jakarta
Bhima, 2010. Mikrobiologi Umum. Universitas
Muhammadiyah. Malang
Brooks, dkk. 2007.
Medical Microbiology. Mc Graw Hill
Dwijoseputro. 1986. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta
Fardiaz,
1989 .Mikrobiologi. Rajawali Press : Jakarta.
Gede. 2010..Mikrobiologi.
Rajawali Press : Jakarta.
Hadieotomo.
1993. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan
: Jakarta
Indra.
2008. Media Pertumbuhan. http://ekmon-saurus.com. 28 mei 2015
Pelczar,
M. 1986. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia. Jakarta
Sainbury,
D. 2001. Dictionary of Microbiology and Molecular Biologi, 3rd
Edition. John Wisey & Sons, LTD. New York.
Schegel,
G.H, 1993, General Microbiologi seventh edition, Cambrige University Press
Soetarto.
1995. Penuntun praktikum mikrobiologi.
UGM Press. Yogyakarta.
Stanier. 1982. Mikrobiologi Dasar.
Erlangga : Jakarta.
Talaro K.P.1999. Foundation
Mikrobiologi third edition.MC Graw
Hill
Tortora. 2004. Microbiology an Introduction. San
Fransisco: Benjamin Cumming
Trianda. 2011. Inokulasi Mikroba Mikrobiologi. www.trianda.herisonsurbakti.com. Diakses pada tanggal 25
mei 2015
Volk
dan Wheeler. 1993. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Erlangga. Jakarta
Waluyo, L. 2005. Dasar-dasar
mikrobiologi. UMM Malang press. Malang.
Review
jurnal :
ISOLASI
DAN PENGAMATAN MORFOLOGI KOLONI BAKTERI KITINOLITIK (Isolation
and Observation of Morphology of Chitinolytic Bacteria Colony)
1.
Identitas
jurnal
a) Nama
dan tahun:
Lenni Fitri, Yekki
Yasmin2 , tahun 2010
b) Masalah
pokok dan topik pembahasan
Masalah pokok adalah
hanya mengamati jumlah isolat yang ditemukan, ukuran koloni bakteri, bentuk
koloni bakteri, bentuk bagian tepian koloni, dan warna koloni bakteri.
Mengamati bakteri gram negatif dan gram positif serta pengamatan bentuk sel
bakteri kitinolitik.
Topik pembahasan adalah
melihat hasil koloni bakteri dengan metode yang lebih baik.
2.
Tujuan
yang hendak di capai
a. Penelitian
ini bertujuan untuk mengisolasi dan melakukan pengamatan morfologi koloni
bakteri kitinolitik.
b. Jenis
penelitian : purposive research
3.
Metode penelitian
a. Objek
penelitian
Objek yang di pakai
adalah air laut, dan air sungai
b. prosedur
analisis
·
Tahap pembuatan kitin
Sampel yang digunakan untuk pembuatan kitin
adalah limbah cangkang udang. Cangkang udang yang diperoleh dicuci hingga
bersih dan dikeringkan di bawah sinar matahari selama satu hari.
·
Pembuatan media agar kitin
Bahan
media agar kitin dan koloid kitin disterilisasikan dengan menggunakan autoclave
dalam wadah yang berbeda selama 15 menit pada suhu 121ÂșC setelah dingin
kemudian koloid kitin dicampur dengan bahan media agar kitin lain dalam keadaan
steril.
·
Isolasi bakteri kitinolitik
Bakteri
kitinolitik diisolasi dari sampel air yaitu air laut, air tambak dan air sungai
yang diambil di beberapa tempat di kawasan Banda Aceh dan Aceh Besar.
4.
Hasil
penelitian
a. Isolasi
Bakteri Kitinolitik
Isolasi bakteri kitinolitik yang diperoleh
dari penelitian ini berasal dari sampel air yang diambil dari air laut, air
sungai dan air tambak di kawasan Banda Aceh dan Aceh Besar.
b. Karakteristik
Morfologi Koloni Bakteri Kitinolitik
Pengamatan
morfologi yang dilakukan terhadap 18 isolat bakteri kitinolitik meliputi,
bentuk koloni, bentuk tepian koloni, ukuran koloni, dan warna koloni,
pengamatan gram positif dan negatif serta bentuk mikroskopis dari bakteri kitinolitik. s
5.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Hasil
isolasi didapat 18 sampel yang mampu tumbuh pada media agar kitin. Tujuh isolat
dari kawasan laut, empat isolat dari kawasan tambak dan tujuh isolat dari
kawasan sungai. Hasil pengamatan morfologi koloni bakteri menunjukkan bahwa
seluruh isolat memiliki bentuk koloni bulat. Bentuk tepian koloni yang rata
berjumlah 14 isolat dan hanya empat yang bergerigi. Ukuran
koloni diperoleh
dari ukuran yang paling kecil yaitu 1,0 mm hingga yang paling besar yaitu 3,5
mm dengan rata-rata ukuran dari masing-masing koloni adalah 2,0 mm. Isolat
berwarna putih susu berjumlah 13 isolat, 5 berwarna putih kekuningan dan
sebagian besar isolat bersifat gram negatif dengan bentuk sel basil dan kokus.
Review jurnal
ANALISIS
CEMARAN BAKTERI COLIFORM PADA SAUS TOMAT
JAJANAN
BAKSO TUSUK YANG BEREDAR DI MANADO
1.
Identitas
jurnal
a. Nama
dan tahun
Karlah L. R. Mansauda
1) Fatimawali 1) dan Novel Kojong 2)
Jurnal Ilmiah Farmasi –
UNSRAT Vol. 3 No. 2 Mei 2014 ISSN 2302 – 2493
b. Masalah
pokok dan topik pembahasan
Masalah pokok adalah
karena banyak bakso tusuk yang telah terkontaminasi oleh bakteri.
Topik pembahasan
adalah jajanan bakso tusuk yang
tercemari bakteri
2.
Tujuan
yang hendak di capai
a. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis kontaminasi mikroba pada 12 saus tomat jajanan
bakso tusuk yang beredar di Kota Manado meliputi pemeriksaan angka lempeng total, bakteri coliform
dan identifikasi Escherichia coli.
b. Jenis
penelitian : purposive research
3.
Metode
penelitian
a. Objek
penelitian: saus tomat jajanan bakso tusuk
b. Prosedur
analisis
·
Teknik Penetapan Angka Lempeng Total
(ALT)
Sampel dipipet sebanyak
25,0 ml ke dalam erlenmeyer yang telah berisi 225 ml larutan pengencer Peptone Dilution Fluid (PDF) dan dikocok sampai homogen. Selanjutnya
dilakukan pengenceran secara serial sehingga didapatkan yang sesuai. Dari masing-masing hasil pengenceran sampel
dipipet 1,0 ml ke dalam cawan petri steril, kemudian dituangkan 15-20 ml media
Plate Count Agar (PCA), yang telah
dicairkan dan didinginkan hingga temperaturnya 45°C.
·
Uji Most Probable Number (MPN) Coliform
Pengujian
MPN dilakukan dua tahap, yaitu Uji Praduga
(Presumtif Test) yang kemudian dilanjutkan dengna Uji Penegasan
(Confirmative Test) :
a. Uji
Praduga
Ditimbang 25 gram
sampel kemudian ditambahkan 225 ml PDF dan dikocok homogen hingga diperoleh
suspensi dengan pengenceran 10-1Disiapkan dua tabung reaksi masing-masing berisi 9 ml PDF. Dari hasil homogenisasi pada
penyiapan sampel dipipet 1 ml pengenceran 10-1 ke dalam tabung PDf pertama
hingga diperoleh suspensi dengan pengenceran 10-2 dan dikocok sampaoi homogen
kemudian dibuat pengenceran hingga 10-3
b. b. Uji Penegasan
Biakan
tabung yang menunjukkan uji praduga positif dipindahkan satu sengkelit ke dalam
tabung reaksi berisi 10 ml Briliant
Green Lactose Bile 2% (BGLB) Broth
yang telah dilengkapi tabung durham. Seluruh tabung diikubasi pada suhu
37°C selama 24-48 jam.
4.
Hasil
penelitian
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari 12 sampel saus tomat semua sampel positif
tercemar bakteri, bakteri coliform serta bakteri
Eschericia coli. Pengujian cemaran mikroba menunjukkan bahwa sampel saus tomat tidak
memenuhi syarat yang telah ditetapkan dalam SNI 01-3546-2004 dan Peraturan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor
HK.00.06.1.52.401.
a. Pengujian
Angka Lempeng Total (ALT)
Uji Angka Lempeng Total
(ALT) merupakan metode kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui jumlah
mikroba pada suatu sampel. Uji ALTmenggunakan media padat untuk
memudahkan perhitungan
koloni denganhasil akhir berupa koloni yang dapatdiamati secara visual dan
dihitung.Intepretasi hasil berupa angka dalam koloni per ml atau koloni per g.
b. Pengujian
Most Probable Number (MPN) Coliform
Pengujian MPN
menggunakan media Mac Conkey Broth (MCB) dan tabung durham. MCB merupakan
media perbenihan selektif, di dalam
media ini mengandung laktosa dan garam empedu (bile salt) yang mengidentifikasi
adanya bakteri coliform yang tumbuh.
Coliform
adalah kelompok bakteri
gram negatif berbentuk batang yang pada umumny menghasilkan gas jika
ditumbuhkan dalam medium laktosa dan terbentuknya asam ditandai dengan
perubahan warna biakan menjadi putih atau kuning.
c. Identifikasi
Escherichia coli
EMBA bersifat selektif
differensial dalam menumbuhkan
Escherichia coli karena dalam media ini mengandung eosinonal yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan hanya dapat menumbuhkan bakteri
gram negatif. Laktosa dan zat pewarna eosin serta metilen biru mampu membedakan
antara bakteri yang memfermentasir laktosa dengan non-fermenter.
5.
Kesimpulan
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada sampel saus tomat jajanan
bakso tusuk, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Semua
sampel positif mengandung bakteri dengan
Angka Lempeng Total dengan koloni tertinggi adalah sampel 1 dengan
jumlah koloni 1,4 x 109 koloni/g sedangkan terendah adalah sampel 12
dengan jumlah koloni yaitu 7,1 x 105 koloni/g,
2. Semua
sampel positif mengandung bakteri coliform
dengan MPN Coliform tertinggi
adalah sampel 2 dan 8 yaitu >1100 APM/g dan terendah adalah sampel 6 dan 10
yaitu 210 APM/g.
Langganan:
Postingan (Atom)