LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
Nama : Rudi Setiawan
Prodi : TIP
Kelompok : 4
Hari/Jam : Rabu / 14.00
DOSEN : Syafnil, Drs, M.si
Objek
praktikum : Cara cara menyatakan
konsentrasi larutan
LABORATORIUM TEHNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Larutan
adalah campuran homogen antara duaa zat atau lebih , yang memiliki komposisi
merata atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat
berubah. Disebut homogen karena
sususnannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian
bagian yang berlainan, bahkan dengan microskop optis sekalipun. Larutan
terbentuk karena komponen komponen larutan terdispresi menjadi atom atau
molekul atau ion sehingga dapat bercampur baur.
Fase
larutan dapat dapat berwujud gas ,padat atau cair.larutan gas misalnya udara.
Larutan padat misalnya perunggu,amalgam, dan paduan logam lain. Larutan cair
misalnya air laut,larutan gula dalam air.larutan terdiri atas dua komponen
,yaitu pelarut (solvent) dan zat terlarut(solute). Pelarut meruypakan komponen
yang lebih banyak, atau komponen yang menentukan keadaan larutan , sedangkan
zat terlarut adalah komponen dengan jumlah yang sedikit.
Sifat
sifat larutan yang berwujud cair :
1. Ukuran
partikel 1 A 0 – 10 0 atau 10-8 – 10-7 cm,sehingga
tidak dapat dipisahkan dengan kertas saring
2. Ada
yang berwarna dan tidak berwarna
3. Tembus
cahaya/ transparan
4. Larutan
berupa ion
Dapat dipisahkan secara destilasi , yaitu pemisahan
berdasarkan titik didih.
1.2 tujuan praktikum
1. menjelaskan berbagai satuan konsentrasi larutan
2. Mampu membuat larutan pada
berbagai konsentrasi.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua
atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang
komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan.
Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative
terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung
sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut)
adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air
(H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak,
kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air
biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas
dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka
setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan.
Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau
padatan dalam suatu cairan. Jika sebagian cairan adlah air, maka larutan
disebut larutan berair.
Larutan padatan adalah padatan-padatan dalam mana satu
komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul dari komponen
lainnya (Syukri, 1999).
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur
tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak
jenuh.
Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat
terlarut dalam larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat
melarut pada temperature tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat
jenuh.(syukri,1999)
Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan
jenuh, daalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut
kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu, molekul
pelarut, temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung
banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung
dua komponen. Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu pelarut
dan zat terlarut.(syukri.1999)
Contoh
larutan biner
Zat
terlarut
|
Pelarut
|
Contoh
|
Gas
|
Gas
|
Udara,
semua campuran gas
|
Gas
|
Cair
|
Karbondioksida
dalam air
|
Gas
|
Padat
|
Hydrogen
dalam platina
|
Cair
|
Cair
|
Alcohol
dalam air
|
Cair
|
Padat
|
Raksa
dalam tembaga
|
Padat
|
Padat
|
Perak
dalam platina
|
Padat
|
Cair
|
Garam
dalam air
|
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur,
sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh
kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif
digunakan konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut
dalam setiap satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume
(berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol) tertentu dari
pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi
mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa
dan persen volume (Baroroh, 2004).
BAB III
METODOLOGI
3.1Alat dan bahan
Alat Bahan
pipet ukur h2so4
pipet gondok NaCL
Neraca analitik NaOH
Botol semprot Etanol
Kaca arloji KIO3
Labu ukur HCI
Bola hisap Asam okalat
Sikat tabung reaksi Urea
Corong
3.1 cara kerja
1. Membuat Larutan NaCl 1%
Ditimbang
sebanyak 0,5 gram NaCl dengan Neraca Analitik, kemudian dilarutkan dengan
aquades di dalam Labu Ukur 50 ml sampai tanda batas.
2.
Membuat Larutan Etanol 5%
Dipipet
sebanyak 2,5 ml etanol absolut ( = 100% ) dengan pipet ukur, kemudian
dimasukkan ke dalam Labu Ukur 50 ml dan diencerkan dengan aquades sampai tanda
batas.
3.
Membuat Larytan 0,01 M KIO3
( Mr. 214 gram/mol )
Ditimbang
sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan Neraca Analitik, kemudian dimasukkan
ke dalam Labu Ukur 50 ml dan dilarutkan ke dalam aquades sampai tanda batas.
4.
Membuat Larutan 0,1 M H2SO4
( Mr. 98 gram/mol )
Dipipet
sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian
diencerkan dengan aquades dalam Labu Ukur 50 ml sampai tanda batas.
Ø Labu Ukur volume 50 ml diisi
terlebih dahulu dengan aquades kira-kira sampai volume 25 ml, selanjutnya baru
dipipetkan H2SO4 ke dalam labu, selanjutnya ditambah lagi
dengan aquades sampai tanda batas. Cara seperti ini berlaku untuk pembuatan
larutan asam kuat dan basa kuat yang lain.
5.
Membuat Larutan 0,1 N HCl ( Mr. 36,5
gram/mol )
Dipipet
sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades
dalam Labu Ukur 50 ml sampai tanda batas
6.
Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat (
Mr. H2C2O4. 2H2O. 126 gram/mol )
Ditimbang
0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan
aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
7.
Membuat Larutan 1 N NaOH ( Mr, 40
gram/mol )
Ditimbang
0,2 gram asam oksalat dngan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades
di dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
8.
Membuat Larutan 1000 ppm Nitrogen (
N2 ) dalam Urea ( Mr. CO(NH2)2 60 gram/mol )
Ditimbang
0,1086 gram urea dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades
dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
1.
Membuat Larutan NaCl 1%
Ditimbang
sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik. Kemudian dilarutkan
dengan aquads di dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
2.
Membuat Larutan Etanol 5%
Dipipet
sebanyak 50 ml etanol absolut dengan pipet ukur. Kemudian dimasukkan ke
dalam labu ukur 50 ml dan diencerkan dengan aquads sampai tanda batas
3.
Membuat larutan 0,01 M KIO3
Ditimbang
sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan neraca analitik kemudian
dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml dan dilarutkan dengan aquades sampai
tanda batas
4.
Membuat Larutan 0,1 M H2SO4
Dipipet
sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian
diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
5.
Membuat Larutan 0,1 N HCl
Dipipet
sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur kemudian diencerkan dengan
aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
6.
Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat
Ditimbang
0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik kemudian diencerkan
dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas
7.
Membuat Larutan 1 N NaOH
Ditimbang
0,2 gram asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian diencerkan dengan
aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas
8.
Membuat Larutan 1000 ppm N2
dalam Urea
Ditimbang
0,1086 gram urea dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan
aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
BAB V
PEMBAHASAN
1. Membuat Larutan NaCl 1%
→
% W/V = gram zat terlarut * 100 %
ml larutan
1% = gram zat terlarut *100%
50 ml
100 gram = 50
= 50 / 100 = 0,5 gram
2. Membuat Larutan Etanol 5%
→
% V/V = ml zat terlarut * 100%
ml larutan
5% = ml zat *100%
50
100 ml = 250
ml = 2,5 ml
3. Membuat larutan 0,01 M KIO3
→
M = gram zat terlarut
Mr
zat terlarut x liter larutan
0,01 M = gram terlarut
214 x 0,05 l
gram = 0,107 gram
4. Membuat Larutan 0,1 M H2SO4
→
0,5 x 1,303 = 0,6515 gram
M = 0,6515 = 0.6515 =
0,13 gram
98 x 0,05 4,9
5. Membuat Larutan 0,1 N HCl
→
N = mol ekivalen zat terlarut ( Ek ) Ek
= Gram zat terlarut
volume larutan BE
BE = Mr / n 37 / 100 x 0,415 = 0,15355
gram
= 36,5 / 1 = 36,5
Ek = 0,15355 gram =
0,0042 N = 0,0042 =
0,08 N
36,5 0,05
6. Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat
→ BE = 126 / 2 = 63
EK = 0,3151 / 63 = 0,005
N
= 0,005 / 0,05 = 0,1
7. Membuat Larutan 1 N NaOH
→ BE = 40 / 10 = 4
Ek = 0,2 / 4 = 0,05
N = 0,05 / 0,05 = 1
8. Membuat Larutan 1000 ppm N2
dalam Urea
→
ppm = 0,1086 x 106
50 gram
ppm = 2172 / gram
Dari
hasil perhitungan yang didapati, kami tidak dapat membandingkan dengan
literatur lainnya, karena ketidaktersediaannya literatur yang membahas lengkap
mengenai pembuatan larutan tersebut satu per satu. Akan tetapi di sini kami
mendapati hasil yang tidak jauh berbeda dari Buku Penuntun Prakikum sendiri. Hanya,
apabila terdapat kekeliruan, semata-mata faktor human error atau kesalahan pada
saat perhitungan itu sendiri yang dilakukan praktikan.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas
dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka
setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan. Suatu larutan dengan
jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu disebut larutan jenuh.
Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh.
6.1 Saran
Saran saya adalah untuk selanjutnya
lebih diperjelas tentang bagaimana menentukan zat pelarut dan zat terlarut.
BAB VII
JAWABAN PERTANYAAN
1. 80 gram H2SO4
dilarutkan dengan 120 gram air.
Dik
: Mr. H2SO4 98 gram / mol Mr.
air ( H2O ) 18 gram / mol
BJ
H2SO4 1303 gram / ml BJ
Air 1 gram / ml
Konsentrasi
H2SO4 100 %
Mr.
air 18
a)
Persen Berat = masa zat terlarut x 100%
= 80 x 100%
Massa pelarut 120
= 8000 / 120 = 66,69 %
b)
Molalitas ( m ) = mol zat
terlarut = 98 gram / mol
kg
pelarut 0,12 kg
=
816,67 mol / 1000 gram
c)
Molaritas ( M ) = mol zat
terlarut
Liter larutan
V terlarut = 80 gram / 1,303 gram / ml = 61,39 ml
V pelarut = 120 gram / 1 gram / ml = 120 ml
V larutan = 181,39 ml = 0,18139 l
M = 98 mol =
540,27 mol / l
0,18139 l
d)
Fraksi Mol zat terlarut
Mol
terlarut = 0,816 Mol
pelarut = 6,67
٭ X = jumlah mol terlarut = 0,816 = 0,109
jumlah mol larutan 7,48
٭X = Jumlah mol pelarut = 6,67 = 0,89
jumlah mol larutan 7,48
2.
Zat
Terlarut
|
Gram
Zat
terlarut
|
Mol
Zat
Terlarut
|
Volume
Larutan
|
Molaritas
|
NaNO3
|
25
|
A.
0,29
|
B.
0,241 L
|
1,2
|
NaNO3
|
C.
31,28 gram
|
D.
0, 368
|
16
liter
|
0,023
|
KBr
|
91
|
E.
0,76 mol
|
450
ml
|
F.
1,699 mol / l
|
KBr
|
G.
49,98 gram
|
0,42
|
H.
|
1,8
|
A.
Mol zat terlarut = massa / Mr = 25 / 85 = 0,29
B.
M = mol zat terlarut
Liter larutan
1,2 =
0,29
liter larutan
Liter larutan = 0,29 / 1,2 = 0,241 L = 241, 167 ml
C.
Mol = massa zat terlarut
Mr
0,368 = massa terlarut / 85
massa terlarut = 31,28 gram
D.
M = mol zat terlarut
Liter larutan
0,023 = mol / 16
mol = 0,368
E.
Mol zat terlarut = gram zat
terlarut / Mr
= 91 / 119 = 0,76 mol
F.
M = Mol zat terlarut
Liter larutan
= 0, 76 mol / 0,45 l = 1,699 mol / l
G.
Mol zat terlarut = gram zat
terlarut
Mr
0,42 = Gram terlarut / 119
gram terlarut = 49,98
gram
H.
M = mol zat terlarut
Liter larutan
1,8
= 0,42 / liter larutan
liter
larutan = 0,42 / 1,8 = 0, 233 l
DAFTAR
PUSTAKA
Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1.
Universitas Lambung Mangkurat : Banjar Baru
Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia.
Kartika : Surabaya
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik.
Universitasn Indonesia : Jakarta
Syukri, 1999. Kimia Larutan. Citra Aditya Bakti :
Bandung
0 komentar:
Posting Komentar