LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA
Nama :
Rudi Setiawan
Prodi : TIP
Kelompok : 4
Dosen :1. Syafnil, Drs, M.si
2. Devi silsia, Dra., M.si
Objek praktikum : TERMOKIMIA
LABORATORIUM
TEHNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Termokimia adalah cabang ilmu kimia
yang mempelajari kalor dalam suatu reaksi kimia. Kalor pada suatu reaksi kimia
dalam sistem terbagi atas dua, yaitu kalor yang dapat dilepaskan (eksoterm) dan
kalor reaksi yang dapat diserap (endoterm). Jumlah perubahan kalor reaksi
sebagai hasil kimia dapat diukur dengan alat yang bernama kalorimeter dimana
yang diukur pada alat ini adalah temperaturnya. Prinsip kerja kalorimeter
adalah dengan cara mengisolasi kalor dalam sistem agar kalor nya tidak
berpindah ke lingkungan (kalornya tetap terjaga).
Aplikasi dari termokimia adalah
penggunaan termos air panas, dimana termos air panas selalu menjaga kalor/panas
dari sistem agar perpindahan kalor/panas dari sistem ke lingkungan menjadi
lambat dan air yang didalam termos menjadi tetap panas.
Penentuan tetapan kalorimeter dapat
dilakukan dengan mencampurkan air panas dan air dingin lalu mengukur suhunya
dengan waktu tertentu. Penentuan kalor reaksi Zn dengan CuSO4 dapat
ditentukan dengan mengukur suhu awal CuSO4 lalu mencampurkan Zn ke
CuSO4 atau kalorimeter. Suhunya diukur pada selang waktu tertentu.
Penentuan kalor pelarutan etanol dan air dilakukan dengan mengukur suhu awal
air dan etanol lalu mencampurkannya kedalam kalorimeter. Suhu pencampuran
diukur selama beberapa menit dengan selang waktu tertentu. Penentuan kalor
penetralan HCl dan NaOH dengan cara mengukur suhu HCl dan NaOH, setelah suhu
antara HCl dan NaOH sama, dimasukkan kedalam kalorimeter dan ukur suhu
campurannya selama beberapa menit dengan selang waktu tertentu
1.2 Tujuan percobaan
Ø Mengukur
kalori reaksi dengan alat sederhana
Ø Menghiting
kalori pelarutan secara langsung
Ø Mengumpulkan
dan menganalisa data termokimia
BAB II
Tinjauan Pustaka
Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara
energi panas dan energi kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai
energi yang dikandung setiap unsur atau senyawa. Perubahan energi dapat terjadi
dalam suatu sistem maupun lingkungan. Sistem dapat berupa gas, uap air dan uap
dalam kontak dengan cairan. Secara umum sistem dibagi 3 macam yaitu :
1. Sistem terbuka merupakan sistem yang
memungkinkan terjadinya pertukaran energi dan materi ke lingkungan. Contohnya
suatu zat dalam gelas kimia.
2. Sistem tertutup merupakan sistem
yang memungkinkan terjadinya pertukaran energi tanpa pertukaran materi ke
lingkungan. Contohnya sejumlah gas dalam silinder yang dilengkapi penghisap.
3. Sistem terisolasi merupakan sistem
yang tidak ada pertukaran energi maupun materi ke lingkungan.
Kajian tentang kalor yang dihasilkan atau dibutuhkan oleh reaksi kimia disebut
termokimia. Termokimia merupakan cabang dari termodinamika karena tabung reaksi
dan isinya membentuk sistem. Jadi kita dapat mengukur (secara langsung dengan
cara mengukur kerja atau kenaikan temperatur) energi yang dihasilkan oleh
reaksi sebagai kalor dan dikenal sebagai Joule. Berganti dengan kondisinya,
apakah dengan perubahan energi dalam atau perubahan entalpi. Sebaliknya jika
tahu DC atau DH suatu reaksi kita dapat meramalkan
jumlah energi yang dihasilkannya sebagai kalor. (Atkins, 1994)
Kimia
termo mempelajari perubahan panas yang mengikuti reaksi kimia dan
perubahan-perubahan fisika (pelarutan, peleburan dan sebagainya). Satuan tenaga
panas biasanya dinyatakan dengan kalori, joule atau kilo kalori.
1 Joule =
10-7 erg = 0,24 kal
1
kal = 4,184 joule
Untuk
menentukan perubahan panas yang terjadi pada reaksi kimia, dipakai kalorimeter.
Besarnya panas reaksi kimia dapat dinyatakan pada :
-
Tekanan tetap
-
Volume tetap.(Sukardjo, 1989)
Sebagian besar reaksi kimia yang
terjadi,disertai dengan penyerapan atau perubahan energi. Energi merupakan
kemampuan untuk melakukan kerja. Ketika sistem bekerja / melepaskan kalor,
kemampuan untuk melakukan kerja berkurang dengan kata lain energinya berkurang.(
Chang, 1995)
Suatu reaksi kimia yang diinginkan
dapat ditulis sebagai rangkaian dari banyak reaksi kimia. Jika seseorang
mengetahui panas reaksi dari masing-masing tahap di atas, maka panas reaksi
yang diinginkan dapat dihitung dengan menambahkan atau mengurangi panas reaksi
dari masing-masing tahap. Prinsip ini dimana panas reaksi ditambahkan atau
dikurangi secara aljabar, disebut hukum Hess mengenai penjumlahan panas
konstan.
Dasar dari hukum ini adalah entalpi
atau energi internal merupakan suatu besaran yang tidak tergantung pada
jalannya reaksi, yaitu :
DH = DH1 + DH2 + DH3 ……… atau qp = q¢p + q¢¢p
+ q¢¢¢p .. (Dogra, 1990)
BAB
III
METODOLOGI
3.1 alat dan bahan
·
NaOH / kapur
·
NH4NO3
·
Aquades
·
Calorimeter / erlemeyer
·
Gelas ukur
·
Termometer
·
Penangas air atau kompor
·
Stopwatch / jam
·
Batang pengaduk
·
Gelas piala
3.2 cara kerja
1. ambil
40 ml aquades dengan gelas ukur
2. tuangkan
kedalam calorimeter
3. tutup
kalorimeter yang sudah dilangkapi dengan thermometer dan alat pengaduk
4. ambil
lagi 40 ml aquades dengan gelas ukur
5. tuangkan
dengan gelas piala kering dan panskan sampai suhu 60-70o c
6. ukur
air panas dengan tepat (Tp) dengan thermometer
7. dengan
hati hati dan cepat, pindahkan cairan no 6 kedalam calorimeter (no 3)dan tutup
kembali.
8. Suhu
larutan akan mencapai suhu maksimum, lalu perlahan lahan turun. Bila mulai
turun catatlah suhu setiap 1 menit sampai tidak ada lagi perubahan suhu.
BAB
IV
HASIL PENGAMATAN
PENGAMATAN
|
ULANGAN
|
RATA-RATA
|
||
I
|
II
|
III
|
||
Suhu aquades panas o c
|
6,6
|
6,6
|
6,6
|
6,6
|
Suhu aquades dingin o c
|
2,9
|
2,9
|
2,9
|
6,6
|
Suhu campuran o c
|
37,5
|
37,5
|
37,5
|
37,23
|
BAB
V
PEMBAHASAN
Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara
energi panas dan energi kimia. Termokimia mencakup kalor yang diserap atau
dilepaskan dalam reaksi kimia, sumber perubahan fase, atau dalam pengenceran
suatu larutan. Didalam ilmu kimia, sumber perubahan energi tambahan yang
penting berasal dari kalor yang diberikan atau diambil dari isinya membentuk
sistem. Jadi kalor dapat diukur secara tidak langsung dengan cara mengukur
kerja.
Perubahan kalor dapat diamati pada tekanan konstan dan
sistem yang diamati menyangkut cair-padat sehingga perubahan volume dapat
diabaikan. Akibatnya kerja yang bersangkutan dengan sistem dapat pula diabaikan
(P∆V
= 0). Oleh karena itu, perubahan entalpi (∆H) sama dengan perubahan energi
dalam (∆U).
Perubahan energi dapat terjadi dalam suatu sistem maupun lingkungan. Sistem
dapat berupa gas, uap air, dan uap dalam kontak dengan cairan. Secara umum,
sistem dibagi 3 macam yaitu, sitem terbuka, sistem tertutup dan sistem
terisolasi. Sistem terbuka merupakan suatu sistem yang memungkinkan terjadinya
pertukaran energi dan materi ke lingkungan. Sistem tertutup merupakan suatu
sistem yang memungkinkan terjadi nya pertukaran energi tanpa pertukaran materi
ke lingkungan. Dan sistem terisolasi merupakan suatu sistem yang tidak ada
pertukaran energi dan materi ke lingkungan.
Kalor adalah perpindahan energi termal antara dua benda yang
suhunya berbeda. Kalor terbagi atas beberapa jenis, yaitu kalor pembentukan,
kalor penguraian, kalor penetralan, kalor reaksi dan kalor pelarutan.
Kalor
pembentukan adalah kalor yang menyertai pembentukan satu mol senyawa langsung
dari unsur-unsurnya.
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
.Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara
energi panas dan energi kimia. Termokimia mencakup kalor yang diserap atau
dilepaskan dalam reaksi kimia, sumber perubahan fase, atau dalam pengenceran
suatu larutanTermokimia merupakan cabang dari termodinamika karena tabung
reaksi dan isinya membentuk sistem. Jadi kita dapat mengukur (secara langsung
dengan cara mengukur kerja atau kenaikan temperatur) energi yang dihasilkan
oleh reaksi sebagai kalor dan dikenal sebagai Joule.
6.2
SARAN
Setiap melakukan praktikan alat alat
harus bersih,agar kita lebih mudah / lebih cepat dalam melakukan praktikan.
BAB VII
JAWABAN
PERTANYAAN
DAFTAR
PUSTAKA
Atkins, PW. 1994. Kimia
Fisika II. Erlangga: Jakarta
Chang, R. 1995. Chemistry.
Random House: USA
Dogra, SK. 1990. Kimia
Fisik dan Soal-soal. UI Press: Jakarta
Sukardjo. 1989. Kimia
Anorganik. Bina Aksara: Yogyakarta
0 komentar:
Posting Komentar