LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
Nama : Rudi Setiawan
Npm :
E1G013100
Prodi : TIP
Kelompok : 3
Hari/Jam : senin / 08.00-09.40
Tanggal : 19-05-2014
DOSEN : Devi silsia, Dra., M.si
Objek
praktikum : ANALISA KUALITAS AIR
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Air merupakan senyawa yang bersifat
pelarut universal, karena sifatnya tersebut, maka tidak ada air dan perairan
alami yang murni. Tetapi didalamnya terdapat unsur dan senyawa yang lain.
Dengan terlarutnya unsur dan senyawa tersebut, terutama hara mineral, maka air
merupakan faktor ekologi bagi makhluk hidup. Walaupun demikian ternyata tidak
semua air dapat secara langsung digunakan memenuhi kebutuhan makhluk hidup,
tetapi harus memenuhi kriteria dalam setiap parameternya masing-masing.
Air
merupakan kebutuhan yang sangat penting dan tidak bisa diganti perannya bagi
makhluk hidup. Kualitas
air merupakan penentu kelangsungan kehidupan makhluk hidup kedepannya,
khususnya manusia. Pencemaran air memiliki pengertian bahwa adanya
penyimpangan sifat – sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurnian air
tersebut. Air yang tersebar di bumi ini tidak pernah terdapat dalam bentuk
murni. Namun bukan berarti bahwa semua sudah tercemar Apabila kandungan zat-zat
kimia tersebut terlalu banyak jumlahnya didalam air, air tersebut dapat menjadi
sumber bencana yang dapat merugikan kelangsungan hidup semua makhluk
sekitarnya. Kini dengan adanya pencemaran-pencemaran air oleh pabrik maupun
rumah tangga, kandungan zat-zat kimia di dalam air semakin meningkat dan pada
akhirnya kualitas air tersebut menurun.
1.2
tujuan praktikum
Ø Mahasiswa
mampu menguji atau menganalisis beberapa sifat fisika dan sifat kimia air
secara kualitatif dan kuantitatif
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Air telah melewati proses pemurnian secara alami selama
perjalanannya dari pegunungan hingga mencapai sumber mata air bawah tanah.
Sepanjang perjalanannya ini, air menyerap mineral dan menjaga keseimbangannya
sebagaimana di sumber mata air asalnya, yangmerupakan mineral penting bagi
kesehatan tubuh. Sumber mata air yang dipilih tidaklah sembarangan. Aqua
berasal dari sumber mata air terpilih yang mewakili sebagian dari sumber mata
air alami terbaik di Indonesia. Menemukan mata air yang sesuai kriteria Aqua
bukanlah pekerjaan mudah. Pada saat menemukan sumber mata air alami, harus
dipastikan bahwa setiap sumber mata air pegunungan harus memenuhi 9 poin
kriteria yang kemudian melewati 5 tahap proses seleksi yang ketat sebelum
akhirnya dapat dijadikan sumber mata air untuk Aqua (anonim, 2009).
Nilai pH merupakan salah satu
parameter yang praktis bagi pengukuran kesuburan suatu perairan. Banyak reaksi
kimia penting yang terjadi pada tingkatan pH yang sulit. Menurut jenis dan
aktivitas biologinya suatu perairan dapat mengubah pH dari unit penanganan
limbahnya tetapi pada umumnya batas toleransi ikan adalah berkisar pada pH 4
“Aerd penth point” sampai pH 2 “Basie death point”. Perairan yang memiliki
kadar pH 6,5 – 8,5 merupakan perairan yang sangat ideal untuk tempat hidup dan
produktifitas organisme air. Derajat keasaman sering juga digunakan untuk
memperoleh gambaran tentang kemampuan atau perairan dalam memproduksi garam
mineral. Garam mineral merupakan faktor penentu bagi semua proses produksi di
suatu perairan. Derajat keasaman perairan merupakan suatu parameter penting
dalam pemantauan kualitas air, dengan mengetahui jumlah kadar pH suatu perairan
kita dapat mengetahui tingkat produktifitas perairan tersebut. Kandungan pH
dalam suatu perairan dapat berubah-ubah sepanjang hari akibat dari proses
fotosintesis tumbuhan air. Derajat keasaman suatu perairan juga sangat
menentukan kelangsungan hidup organisme dan merupakan resultan sifat kimia,
fisika perairan (Welch, 1952).
Analisa Umum pada Air Air merupakan
salah satu kebutuhan dasar manusia, khususnya air minum Tetapi ketersediaan air
minum yang memenuhi syarat semakin sulit dipenuhi, terlebih lagi daerah-daerah
resapan air yang telah dirubah menjadi pemukiman penduduk, limbah-limbah
industri yang mencemari sungai-sungai, semakin mempersulit masyarakat untuk
mendapatkan air yang layak untuk di minum. II.1.1 definisi air
minum Di dalam
Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat
dan Pengawasan Kualitas Air Minum, disebutkan bahwa air Minum adalah air yang
melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung di minum. 1.2 persyaratan air minum Walaupun air
dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, tetapi terdapat resiko kalau air
ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat
berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C,
tetapi banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan
cara mendidihkan air. Jadi, air yang akan digunakan untuk air minum tidak bisa
sembarang air, misalnya di rumah anda, sumber air berasal dari air tanah, yang
diambil dengan menggunakan jetpump, meskipun secara kasat mata tampak jernih,
tetapi belum tentu memenuhi syarat, karena kondisi lingkungan disekitarnya akan
sangat menentukan kualitas air tersebut. Untuk memastikan apakah air tanah yang
ada di rumah anda memenuhi syarat untuk di minum atau tidak, sebaiknya anda
membawa sampel air tersebut ke laboratorium pengujian seperti Sucofindo, atau
lab-lab swasta lain yang banyak menjual jasa untuk pemeriksaan air, tapi cek
juga, apakah lab yang akan anda gunakan sudah terakreditasi atau belum. Ini
untuk menjamin akurasi hasil pemeriksaan. Jika lab-nya sudah terakreditasi,
maka validitas hasil pengujian tentunya lebih terpercaya. (Soeseno, S. 1970).
BAB
III
METODOLOGI
3.1 alat dan bahan
·
Alat
yang digunakan
Ø Gelas ukur 50 ml
Ø Gelas piala 100 ml
Ø Gelas ukur 100 ml
Ø Pipet tetes
Ø Pipet volume 5 ml
Ø Pipet volume 10 ml
Ø Lampu spiritus
Ø Tabung reaksi + rak
Ø Erlenmeyer 250 ml
Ø Kompor listrik / gas
Ø Buret + statis
Ø Corong kaca
Ø Neraca analitik
Ø Botol semprot
Ø Batang pengaduk
Ø Thermometer
·
Bahan
yang digunakan
Ø KMn04
Ø Aquades
Ø H2SO4
Ø Kertas lakmus merah
Ø Asam oksalat ( H2C2O4 )
3.2
Cara kerja
1. Suhu / temperature
v Siapkan sampel
v Celupkan alat pengukur suhu (
thermometer ) kedalam sampel, pastikan tangan anda tidak bersentuhan dengan
alat pengukur tersebut.
v Baca angka yang tertera pada alat
tersebut.
2. Zat padat terlarut dan zat padat
tersuspensi
v Ambil sampel sebanyak 100 ml dengan gelas
ukur dan tuangkan kedalam gelas piala dan panaskan.
v Perhatikan, apakah sampel menjadi
keruh ataukah ada yang mengendap.
v Jika sampel menjadi keruh berarti
ada zat padat terlarut, sadangkan jika terjadi endapan berarti sampel
mengandung zat tersuspensi.
3. Warna
v Ambil sampel kedalam tabung reaksi
sebanyak ± ¾ dari volume tabung reaksi
v Bandingkan warnanya dengan larutan
standar yang telah disediakan.
4. DO ( dissolve oxygen)
v 100 ml sampel dimasukkan kedalam
gelas piala yang bervolume 100 ml
v Celopkan thermometer kedalam sampel
v Takan mode untuk mendapatkan nilai
DO
v Angka yang tertera pada O2 menunjukkan
konsentrasi oksigen yang didukung sampel
5. Amoniak
v Masukkan 10-15 ml sampel kedalam
tabung reaksi
v Lipatkan kertas l;akmus merah
kedalam mulut tabung reaksi
v Panaskan diatas api lampu spiritus
v Amati sampel, apakah tercium bau
tengik atau tidak.
v Sampel mengandung amoniak apabila
tercium bau tengik atau lakmus merah berubah menjadi warna biru.
6. COD secara kuantitatif
v Pipet 10 ml sampel dengan volume dan
masukkan kedalam gelas ukur 100 ml
v Encrkan sampel tersebut dengan
aquades sampai volume 100 ml
v Ditambah 5 ml H2SO4 4N , panaskan
sampi mendidih
v Ditambah lagi dengan 10 ml KMnO4
0,01 N dan didihkan selama 10 menit (
terbentuk warna merah muda )
v Jika selam di didihkan warna merah
muda hilang tambah 10 ml KMnO4 0,01 n
lagi, sampai warna merah muda tidak hilang lagi.
v Tambah 10 ml asam oksalat 0,01 N warna merah muda hilang
v Selagi panas segera titrasi dengan
KMnO4 0,01 N sampai terbentuk warna merah muda yang stabil, catat volume KMnO4
yang terpakai.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 hasil pengamatan
no
|
parameter
|
hasil pengamatan
|
|||||
Air sumur
|
Air limbah
|
||||||
1
|
Suhu
|
29o c
|
27o c
|
||||
2
|
zat padat terlarut
|
||||||
3
|
zat padat tersuspensi
|
||||||
4
|
Warna
|
Keruh
|
Keruh,banyak gumpalan menyebar
|
||||
5
|
DO
|
||||||
6
|
Amoniak
|
Tidak mengandung amoniak
|
Mengandung amoniak
|
||||
7
|
COD
|
Volume KMnO4 selama pemanasan (ml)
|
Volume KMnO4 titrasi 1
(ml)
|
Volume KMnO4 titrasi 2
(ml)
|
Volume KMnO4 selama pemanasan ( ml)
|
Volume KMnO4 titrasi 1
( ml)
|
Volume
KMnO4
Titrasi 2
( ml)
|
Ulngan I
|
1
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
|
Ulangan II
|
1
|
1
|
1,8
|
1
|
1
|
1,8
|
4.2 pembahasan
Dan
dalam percobaan kali ini sampel yang digunakan adalah air sumur dan air limbah,
pad percobaan pertama dilakukan dengan menggunakan thermometer, yang masing –
masing sampel diukur suhunya, yang air
sumur maencapai 29o c dan air limbah mencapai suhu 27o c.
pada percobaan yang kedua dilakukan dengan cara memanaskan sampel sebanyak 100
ml, sehingga dari masing masing sampel menjadi keruh dan da nada yang mengendap
dan itu brarti ad zat yang terlarut dalam sampel tersebut.
Sedangkan
yang warna dapat menjadi keruh dan terdapak banyak gumpalan untuk air limbah.
Untuk yang yang amoniak adalah dengan cara memanaskan masing masing sampel yang
telah di beri kertas lakmus merah,yaitu membedakan apakah sampel tersebut
mengandung bau tengik atau tidak.
BAB V
PENUTUP
5.1 kesimpulan
Air
merupakan senyawa yang bersifat pelarut universal, karena sifatnya tersebut,
maka tidak ada air dan perairan alami yang murni. Tetapi didalamnya terdapat
unsur dan senyawa yang lain. Dengan terlarutnya unsur dan senyawa tersebut,
terutama hara mineral, maka air merupakan faktor ekologi bagi makhluk hidup.
Walaupun demikian ternyata tidak semua air dapat secara langsung digunakan
memenuhi kebutuhan makhluk hidup, tetapi harus memenuhi kriteria dalam setiap
parameternya masing-masing. Analisa Umum pada Air Air merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia, khususnya air minum Tetapi ketersediaan air minum yang
memenuhi syarat semakin sulit dipenuhi, terlebih lagi daerah-daerah resapan air
yang telah dirubah menjadi pemukiman penduduk, limbah-limbah industri yang
mencemari sungai-sungai
5.2
saran
saran saya adalah untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik saya harap semua bahan yang akan di
praktikumkan agar tersedia.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2009. Pencemaran Air dan
Pemanfaatan Limbah Industri. C. V. Rajawali. Jakarta
Soeseno, S. 1970. Limnologi.
Direktorat JenderaL Perikanan Departemen Perikanan, Jakarta.
Welch,
1952. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Fourt Printing. Auburn University
Agricultural Experiment Station, Alabama USA. 395.