LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
Nama : Rudi Setiawan
Npm :
E1G013100
Prodi : TIP
Kelompok : 3
Hari/Jam : senin / 08.00-09.40
Tanggal : 28-04-2014
DOSEN : Devi silsia, Dra., M.si
Objek
praktikum : REAKSI PEMBUATAN ESTER
(ESTERIFIKASI)
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
ester
adalah suatu senyawa organik
yang terbentuk melalui penggantian satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus karboksil dengan suatu gugus organik (biasa
dilambangkan dengan R').
Asam oksigen adalah suatu asam yang molekulnya memiliki gugus -OH yang hidrogennya (H) dapat menjadi ion
H+.Reaksi esterifikasi merupakan reaksi
pembentukan ester dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dengan
suatu alkohol. Suatu reaksi pemadatan untuk membentuk suatu ester
disebut esterifikasi. Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion H+. Asam
belerang sering digunakan sebagai sebagai suatu katalisator untuk reaksi ini.
Pada skala industri, etil asetat di produksi dari reaksi esterifikasi antara
asam asetat (CH3COOH) dan etanol (C2H5OH)
dengan bantuan katalis berupa asam sulfat (H2SO4).Alkil lkanoat/ Ester
adalah sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah
ester hidrogen pada gugus ini digantikan dengan sebuahgugus
hidrokarbon dari berbagai jenis. Gugus ini bisa berupa gugus alkil sepertimetil
atau etil, atau gugus yang mengandung sebuah cincin benzen seperti fenil.
Ester dapat terhidrolisis dengan pengaruh asam membentuk alkohol
danasam karboksilat. Reaksi hidrolisis tersebut merupakan kebalikan
daripengesteran. Disini senyawa karbon mengikat gugus fungsi –COOR adalah
alkilalkanoat . Ester diturunkan dari alkohol dan asam karboksilat. Untuk ester
turunan dari asam karboksilat paling sederhana, nama-nama tradisional
digunakan, sepertiformate, asetat,dan propionate.
1.2
tujuan praktikum
1.
mahasiswa mampu mensintesis beberapa macam ester.
2. mengetahui pengruh konsentrasi alcohol
terhadap reaksi kesetimbangan pada penbuatan ester
3. menetahui pengaruh konsentrasi asam
karboksilat terhadap reaksi kestimbangan pembuatan ester.
4. mengenal bau khas bebrapa macam ester.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu senyawa asam karboksilat adalah
suatu senyawa yang mengandung gugus COOR dengan R adalah gugus alkil. Suatu
ester dapat dibentuk dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat
dengan suatu alkohol suatu reaksi yang disebut dengan reaksi esterifikasi.
Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi reversible (Fessenden,
1982).
Ester adalah senyawa- senyawa hasil
reaksi asam karboksilat dengan alkohol. Reaksi pembentukan ester disebut esterifikasi (pengesteran)
Zat-zat pengharum (essen) yang terkandung dalam
tumbuh-tumbuhan tidak lain adalah ester. Pada buah-buahan keharumannya
tergantung dari ester yang terkandung di dalamnya. Gugus fungsional asam
karboksilat adalah gugus karboksil, yang hidrogennya
bersifat asam lemah (Halim, 1990).
Senyawa yang dianggap diturunkan dari
asam karboksilat dengan menggunakan hidrogen dari gugus hidroksilnya dengan
suatu gugus hidrokarbon disebut ester. Ester mengalami hidroksil asam
karboksilat dan alkohol, misalnya hidrolisis etil asetat yang menghasilkan asam
asetat dan entanol. Ester sering yang digunakan adalah etil asetat, biasanya
digunakan sebagai pelarut cat atau cat kuku maupun perekat (Hedricson, 1988).
Senyawa-senyawa alkohol
bereaksi dengan asam-asam karboksilat membentuk ester-ester organik sebagai
analog deri ester-ester yang terbentuk dari senyawa-senyawa alkohol dengan asam
oksigen dan organik. Dalam pembuatan suatu ester dimana asam salisilat
dipanaskan dalam metil alkohol bersama sejumlah kecil asam kuat sebagai
katalisator untuk membentuk metil salisilat gugus hidroksil dalam air yang
terjadi berasal dari asam karboksilat. Reaksi ini bersifat bolak-balik atau
reversible, jika dipakai alcohol dalam jumlah berlebihan, maka kesetimbangan
beranjak ke arah pembentukan ester; sebaliknya, jika ester dipanaskan dengan
air yang berlebihan beserta suatu katalisator asam, maka ester akan
dihidrolisis menjadi asam dan alkohol (Ganiswarna, 1995).
Suatu ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus –CO2R
dengan R dapat membentuk alkil maupun aril. Suatu ester dapat dibentuk dengan
reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dan suatu alkohol, suatu reaksi
yang disebut reaksi esterifikasi. Esterisfikasi berkataliskan asam dan
merupakan reaksi yang reversibel (Dirjen
POM, 1979).
BAB III
METODOLOGI
3.1 alat dan bahan
·
alat yang digunakan
Ø botol
semprot
Ø gelas
piala 1000 ml / 500 ml
Ø gelas
ukur 10 ml
Ø pipet
tetes
Ø penandas
air
Ø tabung
reaksi + rak
Ø penjepit
tabung reaksi
Ø pipet
volum 5 ml
Ø kompor
listrik / gas
Ø kaca
arloji
Ø batang
pengaduk
·
bahan yang digunakan
Ø CH3COOH
glasial
Ø Etanol
Ø Methanol
Ø N-butanol
Ø H2SO4
Ø Asam
benzoat
Ø Asam
butirat
Ø Aquades
3.2 cara kerja
I. sintesa
dan identifikasi ester
1. kedalam
tabung reaksi dimasukkan 1 ml asam asetat glasial dan 1 ml etanol. Perhatikan
bau tiap tiap zat.
2. Selanjutnya
dengan hati hati tambahkan 10 tetes asam sulfat 6 ml. aduk dengan sempurna.
3. Masukkan
tabung reaksi kedalam penangas air selama 10 menit. Perhatikan terbentuknya dua
lapisan, lapisan bagian atas adalah ester.
4. Pindahkan
dengan hati hati beberapa tetes lapisan atas dengan menggunakan pipet tetes
kedalam kaca arloji.
5. Coba
anda identifikasi dengan mencium baunya. Mirirp buah apa ? buatlah reaksinya
untuk mengetahui ester yang terbentuk.
II. Sintesa
dan identifikasi
Lakukanlah percobaan
dengan menggunakan asam karboksilat dan alcohol dengan cara yang sama dengan
percobaan 1.
a. Asam
benzoate 3 ml dengan methanol 3 ml dan 15 tetes H2SO4 6 m
b. Asam
asetat 1 ml dengan n- butanol 1 ml dan 10 tetes H2SO4 6 m
c. Asam
butirat 1 ml dengan n-butanol 1 ml dengan 10 tetes H2SO4 6 m
III. Esterifikasi
dengan alcohol berlebih
1. Kedalam
3 buah tabung reaksi yang kering dan bersih, masing masing ditambahkan 3 ml
asam karboksilat.
2. Kedalam
masing masing tabung ditambahkan:
Tabung reaksi I : 2 ml etanol
Tabung reaksi II : 3 ml etanol
Tabung reaksi III : 4 ml etanol
3. Kedalam
masing masing tabung ditambahkan dengan hati hati 10 tetes asam sulfat 6 m,
lalu kocok agar homogeny.
4. Panaskan
diatas penangas air.
5. Amati
terbentuknya dua lapisan, lapisan atas adalah ester, ukurlah ketebalan lapisan
ester tersebut.
6. Bandingkan
bau yang terbentuk. Zat apa yang ada pada masing masing tabung.
IV. esterifikasi
dengan sam berlebih
1. kedalam
3 buah tabung reaksi yang kering dan bersih, masing msaing ditambahkan:
tabung I : 4 ml asam karboksilat
tabung II : 6 ml asam karboksilat
tabung III : 8 ml asam karbosilat
2. kedalam
masing masing tabung ditambahkan 3 ml etanol
3. kedalam
masing masing tabung ditambahkan dengan hati hati 10 tetes asam sulfat 6 m, lalu
kocok agar homogen.
4. Panaskan
diatas penangas air.
5. Amati
terbentuknya dua lapisan, atas adalah ester, ukurlah ketebalan lapisan ester
tersebut.
6. Bandingkan
bau yang terbentuk. Zat apa saja yang ada pada masing masing tabung.
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 hasil pengamatan
I.
sintesis dan identifikasi ester
no
|
percobaan
|
Hasil pengamatn
|
1
|
Bau etanol
Bau asam glasial
|
Bau menyengat
|
2
|
Bukti telah terjadi reaksi
|
Telah mengalami perubahan bau
|
3
|
Bau hasil reaksi ( ester)
|
Berbau harum seperti gas balon
|
4
|
Reaksi : CH3COOH + CH3CH2OH → CH 3COOCH3CH2 + H2O
|
II.
sintesa beberapa ester
no
|
Percobaan
|
Hasil pengamatan
|
1
|
1.
Bau asam benzoat
2.
Bau asam asetat glasial
3.
Bau asam butirat/asam butanol
4.
Bau methanol
5.
Bau n-butanol
|
1.
Tidak ada bau
2.
Bau menyengat
3.
Bau masam
4.
Bau bensin
5.
Bau menyengat
|
2
|
Bau asam reaksi(ester)
a. Asam
benzoat
b. Asam
asetat + n- butanol
c. Asam
butirat + n- butanol
|
a.
Aroma nanas
b.
Aroma apel
c.
Aroma pisang
|
3
|
Lengkapi dan beri nama:
a.
C6H5 - COOH
+ CH3 - OH => CH6H5.COOCH3
+ H2O => metil heksanoat
b.
CH3- COOH + C4H9 – OH =>
CH3-COOC4H9 + H2O => butil metanoat
c.
C3H7 – COOH + C4H9 – OH =>
C3H7 – COOC4H9 + H2O => butil propanoat
|
III.
estrifikasi dengan alcohol berlebih
tabung
|
Volume asam
(ml)
|
Volume alcohol
( ml )
|
Tebal lapisan
( mm)
|
Bau
|
1
|
3
|
2
|
3
|
Balon tidak menyengat
|
2
|
3
|
3
|
2
|
Balon tidak menyengat
|
3
|
3
|
4
|
4
|
kedondong
|
V. Esterifikasi
dengan alcohol berlebih
tabung
|
Volume
asam
(
ml)
|
Volume
alcohol
(
ml )
|
Tebal
lapisan ester ( mm)
|
Bau
|
1
|
4
|
3
|
5
|
Pisang
|
2
|
6
|
3
|
3
|
nanas
|
3
|
8
|
3
|
5
|
|
tabung
|
Volume
asam
(
ml )
|
Volume
alcohol
(
ml )
|
Tebal
lapisan ester ( mm)
|
Bau
|
1
|
4
|
3
|
2
|
Harum
menyebar
|
2
|
6
|
3
|
3
|
Harum
kurang menyengat
|
3
|
8
|
3
|
3
|
Harum
sedikit menyengat
|
4.2
pembahasan
Mula-mula pada percobaan ini diambil fenol sebanyak 1 mL dan
dicampurkan dengan asam asetat pekat (CH3COOH) sebanyak 1 mL pula,
setelah itu ditambahkan asam sulfat pekat (H2SO4) sebanyak
10 tetes) yang disini berfungsi sebagai katalis. Reaksi esterifikasi merupakan
reaksi reversibel yang sangat lambat, tetapi bila menggunakan katalis asam
mineral seperti asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida
(HCl) kesetimbangan akan tercapai dalam waktu yang cepat.
Didapatkan
hasil campuran larutan tersebut tidak menyatu, dan tercium bau fenol yang
menyengat dari larutan. Karena reaksi berlangsung lambat dan dapat balik
(reversibel), ester yang terbentuk tidak banyak. Bau khas ester seringkali
tertutupi atau terganggu oleh bau fenol. Sebuah cara sederhana untuk mendeteksi
bau ester adalah dengan menaburkan campuran reaksi ke dalam sejumlah air di
sebuah gelas kimia kecil. Terkecuali ester-ester yang sangat kecil, semua ester
cukup tidak larut dalam air dan cenderung membentuk sebuah lapisan tipis pada
permukaan. Asam dan alkohol yang berlebih akan larut dan terpisah di bawah
lapisan ester.
Setelah semua larutan dicampur, larutan yang diletakkan ke
dalam tabung reaksi dipanaskan di dalam gelas kimia yang berisi air yang sudah
dipanaskan terlebih dahulu dengan penanga kira kira 10 menit. Dalam hal ini
pemanasan dilakukan karena ester cenderung terbentuk lebih lambat, supaya dapat
bereaksi lebih cepat dan dilakukan pemanasan selama beberapa waktu untuk
menghasilkan sebuah campuran kesetimbangan. dan pada saat diletakkan pada
penangas,reaksi tersebut menghasilkan aroma buah, seperti aroma kedondong,
nanas, dan pisang.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui
penggantian satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus karboksil dengan suatu gugus organik (biasa
dilambangkan dengan R'). Asam
oksigen adalah suatu asam yang molekulnya memiliki
gugus -OH yang hidrogennya (H) dapat menjadi ion
H+. Didapatkan hasil campuran larutan
tersebut tidak menyatu, dan tercium bau fenol yang menyengat dari larutan.
Karena reaksi berlangsung lambat dan dapat balik (reversibel), ester yang
terbentuk tidak banyak. Bau khas ester seringkali tertutupi atau terganggu oleh
bau fenol. Sebuah cara sederhana untuk mendeteksi bau ester adalah dengan
menaburkan campuran reaksi ke dalam sejumlah air di sebuah gelas kimia kecil.
5.2
saran
saran saya adalah untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik saya harap semua bahan yang akan di praktikumkan agar
tersedia.
DAFTAR
PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope
Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta.
Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi
III. Erlangga : Jakarta.
Ganiswarna. 1995. Farmakologi dan
Terapi Edisi IV. Universitas Indonesia: Jakarta.
Halim, 1990. Analisis Kimia
Kuantitatif edisi 1. Erlangga: Jakarta.
Hedricson, 1988. Penuntun
Praktikum Kimia Organik Sintetik. Fakultas Farmasi, UMI: Makassar.
0 komentar:
Posting Komentar